Kemenhub Gelar Workshop Pemanfaatan Avtur Nabati

JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan workshop yang memfokuskan untuk meminimalkan dampak perubahan iklim terhadap subsektor penerbangan internasional.

Upaya ini dilakukan melalui pengembangan perkebunan energi dan bahan bakar nabati penerbangan atau aviation biofuel berkelanjutan, dalam konteks pemenuhan standar Indonesian Sustainability Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), yang dikembangkan di negara Eropa.

"Workshop ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan, bertukar pengalaman, dan mendapatkan informasi terkini tentang inisiatif mengenai kebijakan global," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen)Kemenhub Santoso Edy Wibowo kantor Kemenhub Jakarta, Selasa (26/8/2014).

Lebih lanjut Edy menuturkan, workshop ini juga bertujuan untuk perencanaan strategis serta program dan tindak lanjut yang berkaitan dengan pemanfaatan bahan bakar nabati untuk pesawat udara.

"Ini sebagai salah satu upaya mitigasi perubahan iklim dan emisi gas rumah kaca (GRK) pada tingkat nasional dan internasional," tuturnya.

Edy menjelaskan, saat ini sebanyak 40-50% konsumsi energi bersumber pada total biaya operasi penerbangan dan bandara. Dengan demikian, upaya maksimal dalam mengurangi penggunaan konsumsi energi berbasis fosil secara signifikan berdampak pada penurunan emisi GRK.

"Sekaligus memengaruhi kesehatan keuangan perusahaan penerbangan sehingga subsektor transportasi udara dapat berkembang secara berkelanjutan, dalam pembangunan ekonomi dan konektivitas nasional," pungkasnya.