Peluang IHSG Reli Diproyeksi Masih Terbuka

Rabu, 03 September 2014 - 08:34 WIB
Peluang IHSG Reli Diproyeksi...
Peluang IHSG Reli Diproyeksi Masih Terbuka
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ketiga pekan ini diproyeksi masih terbuka peluang untuk melanjutkan reli dengan kecenderungan menguat terbatas.

Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas Ayyi Achmad Hidayah, IHSG diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks masih dalam fase konsolidasi dan bergerak menguat menyentuh resistance terdekat di level 5.193.

"Potensi rally masih terbuka jika breakout resistance di level 5.208. Hari ini Indeks akan bergerak mixed to up dengan kenaikan terbatas," kata dia, Rabu (3/9/2014).

Dia memperkirakan, IHSG akan bergerak pada kisaran support 5.186 dan resistance 5.208. Sementara sentimen dari luar negeri variatif.

Pasar saham Amerika Serikat (AS)AS bergerak melemah pasca libur hari buruh. Pelemahan dialami indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar 0,18% dan indeks S&P500 sebesar 0,05%.

Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham pagi ini bergerak variatif (mixed). Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang sebesar 0,77%. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan melemah 0,15%.

Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak relatif flat. Harga minyak mentah WTI naik 0,30% ke posisi USD93,18 per barel. Sedangkan harga emas mengalami kenaikan 0,06% ke level USD1.265,80 per ons.

"Dari dalam negeri, kami menilai inflasi 2014 akan sejalan dengan prediksi Bank Indonesia (BI) di angka 4,5% ± 1%," ujarnya.

Kendati begitu, ada beberapa hal yang layak diperhatikan, diantaranya adalah dampak kenaikan tarif listrik dan potensi kenaikan harga makanan karena ketidakpastian cuaca serta kebijakan subsidi tetap bahan bakar minyak (BBM). Meskipun demikian, kecil kemungkinan itu akan melampaui prediksi inflasi Mandiri Sekuritas sebesar 5,5%.

Lebih lanjut, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) diprediksi akan tetap pada level 7,5% hingga akhir tahun. Hal ini karena nilai tukar rupiah yang stabil dan adanya perbaikan makro ekonomi Indonesia sepanjang semester II/2014.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2027 seconds (0.1#10.140)