Rupiah Sepekan Terkoreksi 53 Poin
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) sepanjang pekan ini mengalami koreksi sebesar 53 poin atau 7,39%.
Dirangkum dari data di situs resmi Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap USD pada Jumat (29/8/2014) pekan lalu berada pada level Rp11.717 per USD. Kemudian pada Senin (1/9/2014) pekan ini, rupiah menguat tipis 7 poin menjadi Rp11.710 per USD.
Namun, posisi rupiah pada Selasa (2/9/2014) anjlok 24 poin menjadi Rp11.734 per USD. Pelemahan rupiah kembali berlanjut pada Rabu (3/9/2014), di mana rupiah terdepresiasi 47 poin ke level Rp11.781 per USD.
Pada Kamis (4/9/2014), rupiah berhasil menguat 21 poin menjadi Rp11.760 per USD. Nmun pada Jumat (25/7/2014), rupiah melemah sebanyak 10 poin hingga ditutup pada level Rp11.770 per USD.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada dalam risetnya menyatakan, penguatan rupiah yang sempat terjadi didukung rilis neraca perdagangan yang kembali surplus USD123,7 juta dari perkiraan sebelumnya defisit USD380,10 juta-USD420 juta.
"Selain itu, rilis inflasi juga di bawah estimasi, yakni 0,47% dari perkiraan 0,54-0,88%," kata dia, Minggu (7/9/2014).
Namun penguatan rupiah hanya sesaat dan kembali tertekan negatifnya sejumlah mata uang Australia, Jepang dan Eropa karena sentimen yang terjadi di negara tersebut.
"Pasca mengalami kenaikan di awal pekan, laju Rupiah kembali berbalik melemah setelah merespon negatif pelemahan laju dolar Australia, yen, dan euro, sehingga dimanfaatkan oleh USD untuk kembali menguat," tutur Reza.
Dirangkum dari data di situs resmi Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap USD pada Jumat (29/8/2014) pekan lalu berada pada level Rp11.717 per USD. Kemudian pada Senin (1/9/2014) pekan ini, rupiah menguat tipis 7 poin menjadi Rp11.710 per USD.
Namun, posisi rupiah pada Selasa (2/9/2014) anjlok 24 poin menjadi Rp11.734 per USD. Pelemahan rupiah kembali berlanjut pada Rabu (3/9/2014), di mana rupiah terdepresiasi 47 poin ke level Rp11.781 per USD.
Pada Kamis (4/9/2014), rupiah berhasil menguat 21 poin menjadi Rp11.760 per USD. Nmun pada Jumat (25/7/2014), rupiah melemah sebanyak 10 poin hingga ditutup pada level Rp11.770 per USD.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada dalam risetnya menyatakan, penguatan rupiah yang sempat terjadi didukung rilis neraca perdagangan yang kembali surplus USD123,7 juta dari perkiraan sebelumnya defisit USD380,10 juta-USD420 juta.
"Selain itu, rilis inflasi juga di bawah estimasi, yakni 0,47% dari perkiraan 0,54-0,88%," kata dia, Minggu (7/9/2014).
Namun penguatan rupiah hanya sesaat dan kembali tertekan negatifnya sejumlah mata uang Australia, Jepang dan Eropa karena sentimen yang terjadi di negara tersebut.
"Pasca mengalami kenaikan di awal pekan, laju Rupiah kembali berbalik melemah setelah merespon negatif pelemahan laju dolar Australia, yen, dan euro, sehingga dimanfaatkan oleh USD untuk kembali menguat," tutur Reza.
(rna)