2020 Indonesia Butuh Rp2,9 Triliun untuk Impor Migas
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo menuturkan, saat ini Indonesia harus melakukan eksplorasi sumber daya minyak dan gas (Migas) di dalam negeri.
Jika tidak, maka bukan tidak mungkin Indonesia pada 2020 mendatang butuh USD200 juta hingga USD250 juta atau sekitar Rp2,9 triliun per hari untuk mengimpor migas. Sebab, hingga 2020 mendatang kebutuhan masyarakat akan pasokan energi akan semakin meningkat.
"Kalo tidak eksplorasi nasib kita sudah jelas terpampang tahun 2020 kita akan memerlukan beli dolar perhari USD200 juta sampai USD250 juta. Duitnya dari mana?" ujar dia di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu cara yang dapat dilakukan Indonesia untuk meningkatkan produksi migas adalah dengan melakukan eksplorasi tersebut.
"Ngebor sebanyak-banyaknya. Itu salah satu jalan. Negara berkewajiban untuk memenuhi energi bagi masyasyarakat," imbuhnya.
Menurutnya, regulasi terkait proses perizinan dan pembebasan tanah untuk pengadaan pengeboran penemuan sumur baru agar dipercepat.
"Jadi tren produksi migas yang 2,5 miliar itu dijalankan. Jangan pasrah. Bayangin perizinan pengeboran prosesnya 1-3 tahun padahal proses pengeborannya cuma 3 bulan," jelas dia.
Bahkan Susilo menekankan agar SKK Migas dapat meminta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk segera melakukan eksplorasi.
"Jadi masa depan kita tergantung pada eksplorasi. Kalo semua itu terjadi tidak ada itu perizinan diperlambat sehingga tujuan peningkatan eksplorasi yang ujung-ujungnya adalah penemuan cadangan baru untuk meningkatkan produksi kita harus bisa. Masa depan kita tergantung eksplorasi," tutupnya.
Jika tidak, maka bukan tidak mungkin Indonesia pada 2020 mendatang butuh USD200 juta hingga USD250 juta atau sekitar Rp2,9 triliun per hari untuk mengimpor migas. Sebab, hingga 2020 mendatang kebutuhan masyarakat akan pasokan energi akan semakin meningkat.
"Kalo tidak eksplorasi nasib kita sudah jelas terpampang tahun 2020 kita akan memerlukan beli dolar perhari USD200 juta sampai USD250 juta. Duitnya dari mana?" ujar dia di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu cara yang dapat dilakukan Indonesia untuk meningkatkan produksi migas adalah dengan melakukan eksplorasi tersebut.
"Ngebor sebanyak-banyaknya. Itu salah satu jalan. Negara berkewajiban untuk memenuhi energi bagi masyasyarakat," imbuhnya.
Menurutnya, regulasi terkait proses perizinan dan pembebasan tanah untuk pengadaan pengeboran penemuan sumur baru agar dipercepat.
"Jadi tren produksi migas yang 2,5 miliar itu dijalankan. Jangan pasrah. Bayangin perizinan pengeboran prosesnya 1-3 tahun padahal proses pengeborannya cuma 3 bulan," jelas dia.
Bahkan Susilo menekankan agar SKK Migas dapat meminta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk segera melakukan eksplorasi.
"Jadi masa depan kita tergantung pada eksplorasi. Kalo semua itu terjadi tidak ada itu perizinan diperlambat sehingga tujuan peningkatan eksplorasi yang ujung-ujungnya adalah penemuan cadangan baru untuk meningkatkan produksi kita harus bisa. Masa depan kita tergantung eksplorasi," tutupnya.
(gpr)