Pertamina Harus Dibenahi
A
A
A
JAKARTA - Pengamat energi Marwan Batubara mengatakan, PT Pertamina harus membenahi sistem keuangan perusahaannya, agar tidak selalu menderita kerugian besar.
Pasalnya, untuk tahun ini perusahaan pelat merah tersebut menderita kerugian sekitar Rp400 miliar per tahun untuk urusan elpiji.
Menurutnya, yang harus dibenahi adalah tingkatkan tata kelola. Selain itu, efisiensi bisnisnya diperbaiki dalam urusan pengelolaan keuangan dan bisnis.
"Pertamina itu harus dibenahi. Tidak bisa rugi terus. Belum lagi dikatakan dalam UU APBN disebutkan bahwa perusahaan milik negara atau BUMN dalam berbisnis tidak boleh merugi," ujarnya kepada Sindonews, Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Selain itu, lanjut Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies (IRESS) ini, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sudah melakukan proses audit terkait bisnis Pertamina.
DiDalam audit tersebut disebutkan bahwa telah terjadi pelanggaran, yaitu jual rugi. Maka solusinya, harga elpiji 12 kg harus dinaikkan.
"Saya sendiri sebagai konsumen, kenaikan harga itu nggak enak. Tapi kalau kita tahu kondisi Pertamina yang banyak utang, terus kita bisa apa?" pungkas Marwan.
Pasalnya, untuk tahun ini perusahaan pelat merah tersebut menderita kerugian sekitar Rp400 miliar per tahun untuk urusan elpiji.
Menurutnya, yang harus dibenahi adalah tingkatkan tata kelola. Selain itu, efisiensi bisnisnya diperbaiki dalam urusan pengelolaan keuangan dan bisnis.
"Pertamina itu harus dibenahi. Tidak bisa rugi terus. Belum lagi dikatakan dalam UU APBN disebutkan bahwa perusahaan milik negara atau BUMN dalam berbisnis tidak boleh merugi," ujarnya kepada Sindonews, Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Selain itu, lanjut Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies (IRESS) ini, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sudah melakukan proses audit terkait bisnis Pertamina.
DiDalam audit tersebut disebutkan bahwa telah terjadi pelanggaran, yaitu jual rugi. Maka solusinya, harga elpiji 12 kg harus dinaikkan.
"Saya sendiri sebagai konsumen, kenaikan harga itu nggak enak. Tapi kalau kita tahu kondisi Pertamina yang banyak utang, terus kita bisa apa?" pungkas Marwan.
(izz)