Gubernur BI Tampik Rasio Utang Valas RI Capai 30%
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menampik anggapan bahwa rasio utang valas yang mencapai 30% adalah dari aset valas Indonesia.
Pasalnya, jika BI mengeluarkan aturan terkait utang luar negeri, itu tentu diyakini dapat dijalankan dengan baik.
"Tidak ya. Itu bukan 30% dari aset valas Indonesia. Kalaupun seandainya BI itu mengeluarkan aturan terkait utang luar negeri, itu tentu ingin diyakini dapat dijalankan dengan sehat dan BI melihat ini ke depan," ujarnya usai rapat kerja Bank Indonesia dengan DPR di gedung DPR Jakarta, Senin (15/9/2014).
Bank Indonesia, lanjut Agus, juga melihat ada beberapa aspek yang akan dikendalikan. Terutama untuk meyakini tidak ada risiko mix match yang berlebihan karena mata uang yang berbeda.
"Kedua terkait likuiditas, yaitu jangan pada saat jatuh waktu cicilan atau kewajiban membayar, tidak tersedia likuiditas yang cukup. Kemudian yang ketiga terkait dengan jangka waktu," ujar Agus lagi.
Jika seandainya waktu dari proyek itu panjang, sementara sumber dananya pendek, tentu akan berisiko. "Jadi hal ini ingin diyakini supaya dalam kondisi yang sehat," ujar dia.
Pasalnya, jika BI mengeluarkan aturan terkait utang luar negeri, itu tentu diyakini dapat dijalankan dengan baik.
"Tidak ya. Itu bukan 30% dari aset valas Indonesia. Kalaupun seandainya BI itu mengeluarkan aturan terkait utang luar negeri, itu tentu ingin diyakini dapat dijalankan dengan sehat dan BI melihat ini ke depan," ujarnya usai rapat kerja Bank Indonesia dengan DPR di gedung DPR Jakarta, Senin (15/9/2014).
Bank Indonesia, lanjut Agus, juga melihat ada beberapa aspek yang akan dikendalikan. Terutama untuk meyakini tidak ada risiko mix match yang berlebihan karena mata uang yang berbeda.
"Kedua terkait likuiditas, yaitu jangan pada saat jatuh waktu cicilan atau kewajiban membayar, tidak tersedia likuiditas yang cukup. Kemudian yang ketiga terkait dengan jangka waktu," ujar Agus lagi.
Jika seandainya waktu dari proyek itu panjang, sementara sumber dananya pendek, tentu akan berisiko. "Jadi hal ini ingin diyakini supaya dalam kondisi yang sehat," ujar dia.
(izz)