Pabrik CPO RNI Siap Beroperasi November 2015
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, pabrik Crude Palm Oil (CPO) hasil kerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) akan ditargetkan mulai beroperasi November 2015.
Ismed menjelaskan, pabrik CPO ini juga dapat menampung hasil dari kebun PT Laskar (Laras Astra Kartika) yang juga merupakan anak perusahaan dari PT RNI yang bergerak dalam perkebunan kelapa sawit dan kebun-kebun dari masyarakat sekitar pabrik.
Selama ini PT Perkebunan Mitra Ogan sudah mengoperasikan dua unit pabrik pengolahan CPO yang berbasis di Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, yaitu PKS-I dengan kapasitas sebesar 60 ton per jam dan PKS-II dengan kapasitas sebesar 30 ton per jam.
“Kedua pabrik tersebut mengolah hasil kelapa sawit dari 9.741 ha kebun inti dan 16.150 ha kebun plasma,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (16/9/2014).
Dia melanjutkan, secara teknologi, PKS-III ini dibangun menggunakan system yang berbeda dibandingkan PKS yang sudah ada.
Perbedaannya terletak pada tipe Stasiun Rebusan yang menggunakan tipe Rebusan Tegak (vertical sterilizer), keuntungan dari system ini adalah pengoperasian yang lebih banyak dilakukan secara automatic sehingga operasional lebih efisien dan efektif dan dapat beroperasi lebih optimal (jam stagnasi lebih terkontrol).
Selanjutnya adalah penggunaan Stasiun Boiler dengan tipe Saturated (water tube boiler) atau tipe uap basah dengan keuntungan akan mengurangi konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan baik untuk cangkang dan fiber.
Salah satu kelebihan lainnya adalah penggunaan Loading Ramp yang posisi konstruksinya di atas permukaan tanah (di atas 6 meter) dengan keuntungan dapat mengurangi resiko kerusakan mesin-mesin pabrik apabila tergenang oleh banjir.
Selain pabrik CPO, PT Mitra Ogan juga memiliki pabrik pupuk kalium organik yang berlokasi di Desa Bindu, Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan kapasitas sebesar 8 ton per hari.
“Pupuk kalium organik adalah produk pupuk organik berbentuk granul yang dihasilkan dari bahan baku limbah sawit (janjang kosong yang diproses menjadi abu janjang),” tuturnya.
Janjang kosong sawit merupakan salah satu limbah yang tidak dapat dimanfaatkan dalam satu proses produksi pembuatan CPO. Karena setiap proses pembuatan CPO hanya dibutuhkan buahnya saja. Janjang kosongnya selama ini oleh setiap pabrik CPO dibuang percuma.
Bahkan dengan belum sempurnanya penanganan limbah sawit yang selama ini masih dianggap sampah yang menggangu, menjadikan penduduk setempat merasa terusik, karena limbah tersebut selain berbau tidak sedap karena pembusukan, juga mencemari air tanah.
Dari sisi bisnis, pabrik kelapa sawit akan mendapatkan keuntungan lain, di antaranya limbah jankos akan tertangani dengan baik sehingga komplain masalah lingkungan akan teratasi dan dapat menghemat biaya pembelian pupuk, terutama pupuk berunsur hara KCL/pupuk lain yang mengandung hara kalium secara signifikan.
Ismed menjelaskan, pabrik CPO ini juga dapat menampung hasil dari kebun PT Laskar (Laras Astra Kartika) yang juga merupakan anak perusahaan dari PT RNI yang bergerak dalam perkebunan kelapa sawit dan kebun-kebun dari masyarakat sekitar pabrik.
Selama ini PT Perkebunan Mitra Ogan sudah mengoperasikan dua unit pabrik pengolahan CPO yang berbasis di Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, yaitu PKS-I dengan kapasitas sebesar 60 ton per jam dan PKS-II dengan kapasitas sebesar 30 ton per jam.
“Kedua pabrik tersebut mengolah hasil kelapa sawit dari 9.741 ha kebun inti dan 16.150 ha kebun plasma,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (16/9/2014).
Dia melanjutkan, secara teknologi, PKS-III ini dibangun menggunakan system yang berbeda dibandingkan PKS yang sudah ada.
Perbedaannya terletak pada tipe Stasiun Rebusan yang menggunakan tipe Rebusan Tegak (vertical sterilizer), keuntungan dari system ini adalah pengoperasian yang lebih banyak dilakukan secara automatic sehingga operasional lebih efisien dan efektif dan dapat beroperasi lebih optimal (jam stagnasi lebih terkontrol).
Selanjutnya adalah penggunaan Stasiun Boiler dengan tipe Saturated (water tube boiler) atau tipe uap basah dengan keuntungan akan mengurangi konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan baik untuk cangkang dan fiber.
Salah satu kelebihan lainnya adalah penggunaan Loading Ramp yang posisi konstruksinya di atas permukaan tanah (di atas 6 meter) dengan keuntungan dapat mengurangi resiko kerusakan mesin-mesin pabrik apabila tergenang oleh banjir.
Selain pabrik CPO, PT Mitra Ogan juga memiliki pabrik pupuk kalium organik yang berlokasi di Desa Bindu, Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan kapasitas sebesar 8 ton per hari.
“Pupuk kalium organik adalah produk pupuk organik berbentuk granul yang dihasilkan dari bahan baku limbah sawit (janjang kosong yang diproses menjadi abu janjang),” tuturnya.
Janjang kosong sawit merupakan salah satu limbah yang tidak dapat dimanfaatkan dalam satu proses produksi pembuatan CPO. Karena setiap proses pembuatan CPO hanya dibutuhkan buahnya saja. Janjang kosongnya selama ini oleh setiap pabrik CPO dibuang percuma.
Bahkan dengan belum sempurnanya penanganan limbah sawit yang selama ini masih dianggap sampah yang menggangu, menjadikan penduduk setempat merasa terusik, karena limbah tersebut selain berbau tidak sedap karena pembusukan, juga mencemari air tanah.
Dari sisi bisnis, pabrik kelapa sawit akan mendapatkan keuntungan lain, di antaranya limbah jankos akan tertangani dengan baik sehingga komplain masalah lingkungan akan teratasi dan dapat menghemat biaya pembelian pupuk, terutama pupuk berunsur hara KCL/pupuk lain yang mengandung hara kalium secara signifikan.
(gpr)