Krakatau Steel Genjot Infrastruktur Pendukung Ekspansi
A
A
A
JAKARTA - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) terus mengenjot pembangunan infrastruktur penunjang guna mendukung ekspansi dan pertumbuhan produksi baja di masa depan.
Langkah pengembangan induk dan anak usaha perseroan ditargetkan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perusahaan dan grup.
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Irvan K Hakim mengatakan bahwa langkah pengembangan induk dan anak usaha ini akan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja Krakatau Steel maupun group.
Menurutnya, hal ini akan menempatkan Krakatau Steel dan group menjadi grup usaha yang dominan, tidak hanya di sektor baja, tapi juga sektor lain, khususnya port services, air industri, industrial estate, properti, energi listrik, dan engineering.
“Ke semuanya diharapkan akan berkembang lebih pesat lagi pada masa lima tahun mendatang,” jelas Irvan di Jakarta, Senin (22/9/2014).
Hal ini juga dimaksudkan untuk mengimbangi masa-masa sulit, jika ekonomi dunia atau industri baja global khususnya di China mengalami pelemahan sebagaimana yang terjadi tiga tahun terakhir ini.
Irvan memaparkan, pengembangan infrastruktur penunjang dilakukan antara lain melalui PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS), yang telah meresmikan fasilitas kepelabuhanan, dengan membangun dermaga 3, 5, dan 6, sehingga kapasitas bongkar muat berhasil ditingkatkan menjadi 25 juta ton per tahun, sekaligus menjadi pelabuhan curah terbesar dan terdalam di Indonesia.
Untuk peningkatan pelayanan, PT KBS juga tengah merencanakan untuk mengembangkan fasilitas pergudangan yang disebut Integrated Warehouse Facility.
Sementara di bidang energi, anak usaha lainnya, PT Krakatau Daya Listrik melakukan usaha produksi listrik yang efisien melalui penambahan fasilitas Combined Cycle Power Plant sebesar 120 megawatt (MW).
Selain itu, bersama dengan Posco Energy membentuk perusahaan joint venture PT Krakatau Posco Energy berkapasitas produksi 200 MW, sehingga kapasitas total produksi energi meningkat menjadi 720 MW.
“Ke depan, melalui anak usaha tersebut, Krakatau Steel masih berpotensi untuk mengembangkan energi listrik yang lebih efisien hingga 30% dari listrik PLN,” ujar Irvan.
Langkah pengembangan induk dan anak usaha perseroan ditargetkan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perusahaan dan grup.
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Irvan K Hakim mengatakan bahwa langkah pengembangan induk dan anak usaha ini akan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja Krakatau Steel maupun group.
Menurutnya, hal ini akan menempatkan Krakatau Steel dan group menjadi grup usaha yang dominan, tidak hanya di sektor baja, tapi juga sektor lain, khususnya port services, air industri, industrial estate, properti, energi listrik, dan engineering.
“Ke semuanya diharapkan akan berkembang lebih pesat lagi pada masa lima tahun mendatang,” jelas Irvan di Jakarta, Senin (22/9/2014).
Hal ini juga dimaksudkan untuk mengimbangi masa-masa sulit, jika ekonomi dunia atau industri baja global khususnya di China mengalami pelemahan sebagaimana yang terjadi tiga tahun terakhir ini.
Irvan memaparkan, pengembangan infrastruktur penunjang dilakukan antara lain melalui PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS), yang telah meresmikan fasilitas kepelabuhanan, dengan membangun dermaga 3, 5, dan 6, sehingga kapasitas bongkar muat berhasil ditingkatkan menjadi 25 juta ton per tahun, sekaligus menjadi pelabuhan curah terbesar dan terdalam di Indonesia.
Untuk peningkatan pelayanan, PT KBS juga tengah merencanakan untuk mengembangkan fasilitas pergudangan yang disebut Integrated Warehouse Facility.
Sementara di bidang energi, anak usaha lainnya, PT Krakatau Daya Listrik melakukan usaha produksi listrik yang efisien melalui penambahan fasilitas Combined Cycle Power Plant sebesar 120 megawatt (MW).
Selain itu, bersama dengan Posco Energy membentuk perusahaan joint venture PT Krakatau Posco Energy berkapasitas produksi 200 MW, sehingga kapasitas total produksi energi meningkat menjadi 720 MW.
“Ke depan, melalui anak usaha tersebut, Krakatau Steel masih berpotensi untuk mengembangkan energi listrik yang lebih efisien hingga 30% dari listrik PLN,” ujar Irvan.
(rna)