Keberadaan Mafia Migas Sulit Terdeteksi
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) Martiono Hadianto mengungkapkan, selama ini orang hanya berani menyebut adanya mafia migas, tapi tidak pernah langsung menunjuk siapa orangnya.
Menurutnya, keberadaan mafia migas di Indonesia seperti orang melakukan kegiatan buang angin. Baunya bisa tercium namun keberadaannya tidak pernah ada bahkan tidak bisa terdeteksi.
"Kita lihat sekarang, mafia migas sampai sekarang enggak ada yang nunjukkan batang hidungnya langsung tapi bau-bau dari perilakunya ada. Ini kan lucu," katanya di Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Dalam kondisi seperti ini, sangat menyulitkan negara untuk dibersihkan dari jerat keberadaan mafia.
Selain itu, pemerintah juga seolah tutup mata dan telinga serta tidak ada tindakan lebih lanjut untuk mengusut keberadaan mafia.
"Nah, yang lebih membuat aneh lagi, mafia migas ini kok bisa kaya-kaya dan berkeliaran. Pertanyaannya simpel, kalau mereka bisa kaya lantas pemerintah itu ono neng endi (ada di mana)," tutur dia.
Di tempat yang sama, Anggota Komisi VII DPR Bobby Adhityo Rizaldi juga mengungkapkan hal yang sama. Bobby hingga saat ini masih mempertanyakan siapa sebenarnya mafia migas itu dan rupanya seperti apa.
"Saya pun bingung, kalau mafia migas di Indonesia ini, siapa pelakunya, apakah pelaku industri apakah di perusahaan migas? Apa yang salah, apa sistem salah atau pelaku yang hebat," tegasnya.
Bobby menceritakan soal salah satu kejadian yang aneh di Indonesia. Yaitu soal pencurian minyak di Musi, Banyuasin.
Banyak media yang menyebut terjadi kebocoran, namun BUMN dan BPK tidak menyebut ini kerugian. Bobby kembali bertanya apakah ini peran mafia atau tidak.
"Ini mafia atau bukan, kita mau bilang ini pencurian atau tidak karena BUMN dan BPK sebut tidak ada kerugian," pungkasnya.
Menurutnya, keberadaan mafia migas di Indonesia seperti orang melakukan kegiatan buang angin. Baunya bisa tercium namun keberadaannya tidak pernah ada bahkan tidak bisa terdeteksi.
"Kita lihat sekarang, mafia migas sampai sekarang enggak ada yang nunjukkan batang hidungnya langsung tapi bau-bau dari perilakunya ada. Ini kan lucu," katanya di Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Dalam kondisi seperti ini, sangat menyulitkan negara untuk dibersihkan dari jerat keberadaan mafia.
Selain itu, pemerintah juga seolah tutup mata dan telinga serta tidak ada tindakan lebih lanjut untuk mengusut keberadaan mafia.
"Nah, yang lebih membuat aneh lagi, mafia migas ini kok bisa kaya-kaya dan berkeliaran. Pertanyaannya simpel, kalau mereka bisa kaya lantas pemerintah itu ono neng endi (ada di mana)," tutur dia.
Di tempat yang sama, Anggota Komisi VII DPR Bobby Adhityo Rizaldi juga mengungkapkan hal yang sama. Bobby hingga saat ini masih mempertanyakan siapa sebenarnya mafia migas itu dan rupanya seperti apa.
"Saya pun bingung, kalau mafia migas di Indonesia ini, siapa pelakunya, apakah pelaku industri apakah di perusahaan migas? Apa yang salah, apa sistem salah atau pelaku yang hebat," tegasnya.
Bobby menceritakan soal salah satu kejadian yang aneh di Indonesia. Yaitu soal pencurian minyak di Musi, Banyuasin.
Banyak media yang menyebut terjadi kebocoran, namun BUMN dan BPK tidak menyebut ini kerugian. Bobby kembali bertanya apakah ini peran mafia atau tidak.
"Ini mafia atau bukan, kita mau bilang ini pencurian atau tidak karena BUMN dan BPK sebut tidak ada kerugian," pungkasnya.
(izz)