BNI Treasury Bandung Incar Transaksi Valas di Atas USD1 Miliar
A
A
A
BANDUNG - BNI Treasury Bandung mengincar transaksi valas di atas USD1 miliar pada tahun 2014. Pasalnya, pada 2013 lalu, realisasi total transaksi valas sekitar USD1miliar.
"Kami terus berupaya meningkatkan total nilai transaksi valas demi mengejar target tersebut. Sudah ada beragam strategi yang kami dilakukan," ujar Treasury Client Solution Regional Coverage BNI Bandung Andri Satria kepada wartawan, Rabu (1/10/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu strategi yang dicanangkan di antaranya dengan program edukasi terkait pentingnya hedging/lindung nilai.
"Kami merasa optimis target tersebut dapat terwujud mengingat potensi pasar di Jabar yang sangat besar. Terlebih, provinsi ini menjadi salah satu pusat kegiatan bisnis nasional," katanya.
Dia menambahkan, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan edukasi. Dalam kegiatan tersebut, masyarakat diberikan informasi terkait keunggulan bertransaksi valas di Treasury BNI Bandung.
"Jaringan BNI juga terbilang cukup luas karena telah memiliki kantor cabang di 5 negara, yakni di Inggris (London), Amerika Serikat (New York), Jepang, Singapura dan Hongkong. Oleh karenanya, Rate valas dan biaya transaksi di BNI sangat bersaing," katanya.
Dia menyebutkan, sebagian besar nasabah membeli valas dengan tujuan untuk kegiatan ekspor-impor. Mata uang yang paling banyak diminati adalah dollar Amerika Serikat.
Dia menjamin, nasabah yang melakukan pembelian valas di BNI Treasury sangat cepat dan aman. Pihaknya memiliki tujuan membuat BNI menjadi bank of choice bagi customer.
Sebagai bentuk pelayanan tambahan kepada nasabah, BNI siap menggelar Treasury & WBN Customer Gathering yang akan berlangsung pada 8 Oktober 2014 mendatang di Bandung.
Kegiatan ini berisi edukasi kepada nasabah terkait pentingnya hedging/lindung nilai agar transaksi valas yang dilakukan dapat terhindar dari resiko kerugian selisih kurs.
"Hedging/lindung nilai sangat penting. Sebab, kondisi harga valas saat ini tidak pasti. Adapun kurs dollar Amerika Serikat berkisar Rp12.180. Dengan, hedging dapat mengurangi resiko kerugian nasabah dari resiko kerugian selisih kurs," imbuhnya.
"Kami terus berupaya meningkatkan total nilai transaksi valas demi mengejar target tersebut. Sudah ada beragam strategi yang kami dilakukan," ujar Treasury Client Solution Regional Coverage BNI Bandung Andri Satria kepada wartawan, Rabu (1/10/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu strategi yang dicanangkan di antaranya dengan program edukasi terkait pentingnya hedging/lindung nilai.
"Kami merasa optimis target tersebut dapat terwujud mengingat potensi pasar di Jabar yang sangat besar. Terlebih, provinsi ini menjadi salah satu pusat kegiatan bisnis nasional," katanya.
Dia menambahkan, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan edukasi. Dalam kegiatan tersebut, masyarakat diberikan informasi terkait keunggulan bertransaksi valas di Treasury BNI Bandung.
"Jaringan BNI juga terbilang cukup luas karena telah memiliki kantor cabang di 5 negara, yakni di Inggris (London), Amerika Serikat (New York), Jepang, Singapura dan Hongkong. Oleh karenanya, Rate valas dan biaya transaksi di BNI sangat bersaing," katanya.
Dia menyebutkan, sebagian besar nasabah membeli valas dengan tujuan untuk kegiatan ekspor-impor. Mata uang yang paling banyak diminati adalah dollar Amerika Serikat.
Dia menjamin, nasabah yang melakukan pembelian valas di BNI Treasury sangat cepat dan aman. Pihaknya memiliki tujuan membuat BNI menjadi bank of choice bagi customer.
Sebagai bentuk pelayanan tambahan kepada nasabah, BNI siap menggelar Treasury & WBN Customer Gathering yang akan berlangsung pada 8 Oktober 2014 mendatang di Bandung.
Kegiatan ini berisi edukasi kepada nasabah terkait pentingnya hedging/lindung nilai agar transaksi valas yang dilakukan dapat terhindar dari resiko kerugian selisih kurs.
"Hedging/lindung nilai sangat penting. Sebab, kondisi harga valas saat ini tidak pasti. Adapun kurs dollar Amerika Serikat berkisar Rp12.180. Dengan, hedging dapat mengurangi resiko kerugian nasabah dari resiko kerugian selisih kurs," imbuhnya.
(gpr)