Tingkat Okupansi Villa di Bali saat Low Season Hanya 60%
A
A
A
DENPASAR - Sepanjang September hingga November 2014, pariwisata di Bali mengalami low season dengan tingkat hunian atau okupansi villa rata-rata hanya 60-70%.
"Sekarang okupansi masih di tingkat 60 hingga 70%. Kalau high season okupansi villa di tempat saya bisa 80% ke atas," ujar Penasihat Bali Villa Association (BVA), Ismoyo, saat dihubungi via telepon, Jumat (3/10/2014).
Dia menuturkan, bila tingkat hunian pada low season sekitar 60% masih bisa menutupi biaya operasional.
"Kalau tingkat huniannya di atas 50% itu berarti kami masih dapat keuntungan setelah dipotong biaya operasional. Kalau di angka 37% kami tidak dapat keuntungan, hanya cukup untuk biaya operasional. Itu teorinya,” terang Ismoyo.
Jika dilihat pengalaman low season tahun sebelumnya, tingkat okupansi villa rata-rata di bawah 50%. Namun, dengan adanya event internasional di Bali yang berlangsung saat low season, berkontribusi untuk menaikkan tingkat hunian kamar villa.
"Tahun ini, saat low season kami bekerja sama menggelar event Bali Internasional Sport's Week yang mengundang olahragawan dari 11 cabang olahraga termasuk golf. Mereka pada datang ke Indonesia khususnya Bali. Mereka perlu akomodasi, event-event seperti inilah yang berkontribusi menaikkan okupansi di saat low season," jelasnya.
Selain itu, BVA juga melakukan kerja sama dengan Bali Wedding Association dalam menyuplai wisatawan yang melangsungkan pernikahan di villa.
"Tidak hanya wedding, yang honeymoon juga banyak menginap di villa. Mereka lebih cenderung memilih villa karena dapat fasilitas private seperti kolam renang," jelasnya.
Wisatawan yang dominan memilih villa sebagai akomodasi selama berlibur di Bali, masing-masing wisatawan Asia dan Australia sekitar Juli dan Agustus, sedangkan Desember didominasi wisatawan Eropa.
"Sekarang okupansi masih di tingkat 60 hingga 70%. Kalau high season okupansi villa di tempat saya bisa 80% ke atas," ujar Penasihat Bali Villa Association (BVA), Ismoyo, saat dihubungi via telepon, Jumat (3/10/2014).
Dia menuturkan, bila tingkat hunian pada low season sekitar 60% masih bisa menutupi biaya operasional.
"Kalau tingkat huniannya di atas 50% itu berarti kami masih dapat keuntungan setelah dipotong biaya operasional. Kalau di angka 37% kami tidak dapat keuntungan, hanya cukup untuk biaya operasional. Itu teorinya,” terang Ismoyo.
Jika dilihat pengalaman low season tahun sebelumnya, tingkat okupansi villa rata-rata di bawah 50%. Namun, dengan adanya event internasional di Bali yang berlangsung saat low season, berkontribusi untuk menaikkan tingkat hunian kamar villa.
"Tahun ini, saat low season kami bekerja sama menggelar event Bali Internasional Sport's Week yang mengundang olahragawan dari 11 cabang olahraga termasuk golf. Mereka pada datang ke Indonesia khususnya Bali. Mereka perlu akomodasi, event-event seperti inilah yang berkontribusi menaikkan okupansi di saat low season," jelasnya.
Selain itu, BVA juga melakukan kerja sama dengan Bali Wedding Association dalam menyuplai wisatawan yang melangsungkan pernikahan di villa.
"Tidak hanya wedding, yang honeymoon juga banyak menginap di villa. Mereka lebih cenderung memilih villa karena dapat fasilitas private seperti kolam renang," jelasnya.
Wisatawan yang dominan memilih villa sebagai akomodasi selama berlibur di Bali, masing-masing wisatawan Asia dan Australia sekitar Juli dan Agustus, sedangkan Desember didominasi wisatawan Eropa.
(dmd)