KCJ Akui Gangguan KRL Itu-itu Saja
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Tri Handoyo mengatakan, masyarakat pengguna Kereta Api Listrik (KRL) selalu mengeluhkan hal yang sama, baik itu masalah teknis dalam segi KRL-nya ataupun masalah non teknisnya.
Tri Handoyo menjelaskan, pihaknya bersama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus melakukan peningkatan pelayanan mengingat banyak keluhan dari masyarakat khususnya pengguna KRL yang sampai saat ini masih sering terjadi.
"Biasanya mereka mengeluhkan untuk masalah keterlambatan kereta apinya. Kalau soal keterlambatan perjalanan ini, saya sampaikan ini karena KRL kita ini kan relnya gabung dengan kereta lain, yakni gabung dengan kereta antarkota, barang, dan sebagainya. Kalau kereta antarkota ada, kita akan menunggu," ujar dia saat di kantor Kementerian Perhubungan Jakarta, Senin (6/10/2014).
Handoyo mengatakan, situasi tersebut tidak bisa disamakan dengan kondisi lalu lintas kereta api di luar negeri. Karena di sana relnya satu-satu dan karena perjalanan tiap-tiap keretanya pun juga beda.
"Maka dari itu KRL yang biasa akan dibiarkan berhenti, biar kereta antarkota bisa sampai tepat pada waktunya," ujar dia.
Sedangkan untuk masalah teknis yang lainnya adalah permasalahn standar kereta api seperti AC kereta yang mati, masalah pengeremannya yang kurang itu dinilai akan mengganggu perjalanan kereta.
"Ya kita harus maklum lah ya, Karena ini kan kereta bekas, kita sudah menghubungi pihak Jepang untuk onderdil dan suku cadangnya supaya kita bisa perbaiki dan meminimalisir kejadian-kejadian teknis seperti yang sudah-sudah," pungkasnya.
(Baca: KCJ Klaim Banyak Melakukan Perubahan untuk KRL)
Tri Handoyo menjelaskan, pihaknya bersama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus melakukan peningkatan pelayanan mengingat banyak keluhan dari masyarakat khususnya pengguna KRL yang sampai saat ini masih sering terjadi.
"Biasanya mereka mengeluhkan untuk masalah keterlambatan kereta apinya. Kalau soal keterlambatan perjalanan ini, saya sampaikan ini karena KRL kita ini kan relnya gabung dengan kereta lain, yakni gabung dengan kereta antarkota, barang, dan sebagainya. Kalau kereta antarkota ada, kita akan menunggu," ujar dia saat di kantor Kementerian Perhubungan Jakarta, Senin (6/10/2014).
Handoyo mengatakan, situasi tersebut tidak bisa disamakan dengan kondisi lalu lintas kereta api di luar negeri. Karena di sana relnya satu-satu dan karena perjalanan tiap-tiap keretanya pun juga beda.
"Maka dari itu KRL yang biasa akan dibiarkan berhenti, biar kereta antarkota bisa sampai tepat pada waktunya," ujar dia.
Sedangkan untuk masalah teknis yang lainnya adalah permasalahn standar kereta api seperti AC kereta yang mati, masalah pengeremannya yang kurang itu dinilai akan mengganggu perjalanan kereta.
"Ya kita harus maklum lah ya, Karena ini kan kereta bekas, kita sudah menghubungi pihak Jepang untuk onderdil dan suku cadangnya supaya kita bisa perbaiki dan meminimalisir kejadian-kejadian teknis seperti yang sudah-sudah," pungkasnya.
(Baca: KCJ Klaim Banyak Melakukan Perubahan untuk KRL)
(gpr)