Bangun LNG Receiving Butuh Rp97,7 Triliun

Senin, 13 Oktober 2014 - 14:55 WIB
Bangun LNG Receiving Butuh Rp97,7 Triliun
Bangun LNG Receiving Butuh Rp97,7 Triliun
A A A
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industrri (Kadin) menilai, untuk membangun liquefied natural gas (LNG) di seluruh daerah dibutuhkan dana sebesar USD8 miliar atau sekitar Rp97,7 triliun (kurs Rp12.216/USD).

"Perkiraan investasi untuk bangun ini di daerah-daerah butuh USD8 miliar selama pembangunan lima tahun," ujar Wakil Ketua Umum Kadin bidang Pemberdayaan Daerah Tertinggal, Natsir Mansyur di Menara Kadin, Jakarta, Senin (13/10/2014).

Menurutnya, pembangunan LNG Receiving Terminal di setiap daerah berbeda kapasitas satu dengan lainnya. "Di Aceh butuh small scale LNG Receiving Terminal. Tapi kalau Jakarta, Bali, Jawa Barat itu butuh skala yang lebih besar," ungkapnya.

Sementara, untuk small scale LNG Receiving Terminal ini untuk kapasitas sekitar 7.500-35.000 cubic meters. Sedangkan Large Scale LNG Receiving Terminal sebesar 70.000-265.000 cubic meters.

Natsir mengatakan, Indonesia berpotensi gas alam yang sangat besar, namun infrastruktur untuk mendukungnya masih sangat minim. Bahkan Indonesia hanya memiliki dua receiving terminal.

"Kita lihat di Indonesia banyak potensi gas, tapi receiving-nya (LNG Receiving Terminal) sangat sedikit sekali. Bahkan kita hanya punya dua, padahal kita penghasil gas terbesar," jelasnya.

Dia menuturkan, kebutuhan LNG dalam negeri semakin meningkat. Pada 2014 diperkirakan kebutuhan nasional mencapai 10 juta metric ton atau separuh dari LNG yang di ekspor.

"Maka, perlu dibangun LNG Receiving Terminal, Jaringan Pipa Gas, Satelit Station, SPPG untuk mendukung aktivitas perekonomian nasional atau daerah," ujar Natsir.

Pihaknya mendorong agar pemerintah dapat membangun LNG Receiving Terminal di setiap daerah untuk pertumbuhan ekonomi di daerah.

"Ini penting sekali untuk infrastruktur migas yang saat ini masih minim sekali. Kadin mendorong ini agar tiap provinsi memiliki Receiving Terminal. Penting untuk mempercepat perekonomian daerah," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6911 seconds (0.1#10.140)