Jokowi Didesak Buat Blue Print Pengembangan Energi

Selasa, 14 Oktober 2014 - 09:58 WIB
Jokowi Didesak Buat...
Jokowi Didesak Buat Blue Print Pengembangan Energi
A A A
DEPOK - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) didesak segera membuat blue print pengembangan energi nasional.

Hal itu dikarenakan pengembangan energi baru dan terbarukan hingga 2013 hanya 5%. Padahal, masa depan energi Indonesia bergantung pada energi baru dan terbarukan.

Sementara, penggunaan energi fosil seperti minyak sebesar 49,7%, gas mencapai 20,17%, dan batu bara sebesar 24, 5%.

"Kita mendesak agar presiden baru segera membuat blue print pengembangan energi nasional," kata Direktur IRESS Marwan Batubara di Universitas Indonesia, Senin (13/10/2014).

Menurut dia, memburuknya neraca migas, adanya rencana pengurangan stimulus AS, serta menurunnya aktivitas perekonomian dan harga komoditas dunia telah menimbulkan triple defisit perdagangan, neraca pembayaran, dan APBN.

Dampak lanjutannya adalah penurunan kurs rupiah dan peningkatan inflasi. Akibatnya, kualitas kehidupan ekonomi rakyat semakin menurun dan kemiskinan bertambah.

Guna mengatasi masalah subsidi BBM dan permasalahan defisit, Sebaiknya pemerintah melakukan diversifikasi, konversi, dan konservasi energi sesuai Perpres No 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN).

"KEN bertujuan mewujudkan ketahanan energi dengan sasaran pada 2025 diperoleh elastisitas energi kurang dari 1 dan bauran energi minyak 20%, gas 30%, batu bara 33%, dan energi baru dan terbarukan (EBT) 17%," terangnya.

Energi baru dan terbarukan membutuhkan biaya produksi tinggi dan lebih mahal jika dibandingkan dengan energi fosil.

Namun, keputusan itu harus segera diambil agar bangsa ini tidak kehabisan sumber energi. Jokowi harus menetapkan visi dan kebijakan ketahanan energi sebagai prioritas politik negara.

"Laksanakan program pengembangan energi untuk mencapai target bauran secara koprehensif sesuai apa yang sudah ditetapkan KEN," ucapnya.

Sementara, Direktur Pembinaan Program Migas Agus Cahyono Adi mengatakan bahwa Indonesia memiliki energi baru dan terbarukan cukup banyak.

"Energi terbarukan masih cukup banyak, sedangkan sumber daya fosil sudah mulai terbatas. Kita harus mulai beralih menggunakan sumberdaya terbarukan," kata Cahyono.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3383 seconds (0.1#10.140)