Ini Dampak Pelemahan Rupiah Terhadap PLN
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji menyatakan, ada beberapa imbas terhadap rupiah yang melemah akhir-akhir ini terhadap kinerja keuangan PLN. Seperti yang diketahui, beberapa pekan terakhir ini, rupiah statis di angka Rp12 ribu/USD.
"Ada dua ya imbasnya. Kalau kurs makin mahal, cost otomatis akan naik. Yang kedua, di neraca laba akan merugi. Kalau kurs di awal tahun itu jelas berbeda dengan di akhir tahun, ya kita dapat rugi kurs atau untung kurs, gitu aja," ujar Nur di Jakarta, Kamis (16/10/2014).
Nur mengakui saat ini PLN sedang rugi kurs. Rugi kurs itu sifatnya non-cash dan itu hanya perbedaan nilai utang. "Nilai utang PLN saja yang tadinya misalnya 100, karena kurs berubah, jadi 120. 20-nya itu rugi kurs namanya," ungkap Nur menjelaskan.
Lebih signifikan, Nur Pamudji menjelaskan kerugian akibat rupiah yang melemah ada di operasional dan di laporan keuangan perusahaan.
"Kalau di operasional, cost kita makin mahal. harga batu bara lebih mahal, harga listrik swasta lebih mahal, harga gas lebih mahal. Nah, otomatis di laporan keuangan kita juga berdampak," tandasnya.
"Ada dua ya imbasnya. Kalau kurs makin mahal, cost otomatis akan naik. Yang kedua, di neraca laba akan merugi. Kalau kurs di awal tahun itu jelas berbeda dengan di akhir tahun, ya kita dapat rugi kurs atau untung kurs, gitu aja," ujar Nur di Jakarta, Kamis (16/10/2014).
Nur mengakui saat ini PLN sedang rugi kurs. Rugi kurs itu sifatnya non-cash dan itu hanya perbedaan nilai utang. "Nilai utang PLN saja yang tadinya misalnya 100, karena kurs berubah, jadi 120. 20-nya itu rugi kurs namanya," ungkap Nur menjelaskan.
Lebih signifikan, Nur Pamudji menjelaskan kerugian akibat rupiah yang melemah ada di operasional dan di laporan keuangan perusahaan.
"Kalau di operasional, cost kita makin mahal. harga batu bara lebih mahal, harga listrik swasta lebih mahal, harga gas lebih mahal. Nah, otomatis di laporan keuangan kita juga berdampak," tandasnya.
(gpr)