CT: Insya'Allah Kenaikan Harga BBM November
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) mengatakan, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan dilakukan November nanti.
"Info yang saya terima dari pemerintahan yang berikut, Insya'Allah rencananya November mereka akan menaikan BBM," ujar CT itu usai acara Seminar "Prospek Ekonomi Indonesia 2015: Peluang dan Tantangannya" di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Dengan kenaikan harga BBM itu, menurutnya kuota BBM akan mencukupi karena konsumsi BBM akan menurun. "Ya kalau dinaikan, Insya'Allah cukup. Kan begitu dinaikkan demand berkurang,"tambahnya.
Meski demikian, kebijakan untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM menjadi tanggung jawab pemerintahan baru meski dana untuk realokasi subsidi telah disiapkan dalam APBN-P 2014 senilai Rp5 triliun.
Sementara itu, Komite Energi Nasional (KEN) juga merekomendasikan pemerintah baru untuk mengambil kebijakan pemotongan subsidi BBM dan realokasi anggaran subsidi tersebut tahun ini juga (2014).
Dengan melakukan pemotongan dan realokasi subsidi energi dilakukan tahun ini, pemerintah akan mempunyai ruang fiskal yang lebih besar untuk dialokasikan pada belanja infrastruktur serta jaring pengaman sosial.
Selain itu, tekanan defisit anggaran akan berkurang dan efek arus portofolio keluar di pasar modal akan berkurang. Catatan penting dampak inflasi dan sosial akibat pemotongan subsidi harus diawasi dan dimitigasi dengan berfokus pada pengendalian harga pangan dan jaring pengaman sosial
"Kenaikan BBM minimal Rp3.000, bisa lebih," kata Wakil Ketua KEN Raden Pardede dalam kesempatan yang sama.
Raden mengatakan, kenaikan harga BBM harus cukup signifikan untuk memberi ruang fiskal yang cukup bagi pemerintah tahun depan.
"Info yang saya terima dari pemerintahan yang berikut, Insya'Allah rencananya November mereka akan menaikan BBM," ujar CT itu usai acara Seminar "Prospek Ekonomi Indonesia 2015: Peluang dan Tantangannya" di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Dengan kenaikan harga BBM itu, menurutnya kuota BBM akan mencukupi karena konsumsi BBM akan menurun. "Ya kalau dinaikan, Insya'Allah cukup. Kan begitu dinaikkan demand berkurang,"tambahnya.
Meski demikian, kebijakan untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM menjadi tanggung jawab pemerintahan baru meski dana untuk realokasi subsidi telah disiapkan dalam APBN-P 2014 senilai Rp5 triliun.
Sementara itu, Komite Energi Nasional (KEN) juga merekomendasikan pemerintah baru untuk mengambil kebijakan pemotongan subsidi BBM dan realokasi anggaran subsidi tersebut tahun ini juga (2014).
Dengan melakukan pemotongan dan realokasi subsidi energi dilakukan tahun ini, pemerintah akan mempunyai ruang fiskal yang lebih besar untuk dialokasikan pada belanja infrastruktur serta jaring pengaman sosial.
Selain itu, tekanan defisit anggaran akan berkurang dan efek arus portofolio keluar di pasar modal akan berkurang. Catatan penting dampak inflasi dan sosial akibat pemotongan subsidi harus diawasi dan dimitigasi dengan berfokus pada pengendalian harga pangan dan jaring pengaman sosial
"Kenaikan BBM minimal Rp3.000, bisa lebih," kata Wakil Ketua KEN Raden Pardede dalam kesempatan yang sama.
Raden mengatakan, kenaikan harga BBM harus cukup signifikan untuk memberi ruang fiskal yang cukup bagi pemerintah tahun depan.
(gpr)