Masyarakat RI Dinilai Gengsi Bekerja di Industri Roti

Kamis, 23 Oktober 2014 - 13:26 WIB
Masyarakat RI Dinilai Gengsi Bekerja di Industri Roti
Masyarakat RI Dinilai Gengsi Bekerja di Industri Roti
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia, Chris Hardijaya mengatakan, industri roti di Indonesia masih minim peminat dalam berkarier, lantaran masyarakat Indonesia gengsi dan lebih memilih bekerja di hotel.

Menurutnya, masyarakat Indonesia terlalu gengsi untuk bekerja menjadi baker (pembuat Kue). Bahkan, lulusan sekolah pariwisata pun lebih memprioritaskan anak didiknya untuk bekerja di hotel.

"Kelemahan Indonesia memang di SDM sangat kurang dalam persoalan bakery. Pencetak SDM kurang, mereka orientasi merek seperti kerja di hotel bukan baker, tidak kerja di perusahaan bakery," ucap dia di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (23/10/2014).

Lebih lanjut Chris menceritakan, selama ini proses perekrutan karyawan bakery dilakukan dengan mendidiknya terlebih dahulu.

Masyarakat lulusan sekolah dasar direkrut dan dididik untuk kemudian menjadi baker. "Kita otodidak saja masyarakat lulusan SD, SMP kita ajari," tegasnya.

Meski demikian, dia mengakui upah yang diberikan untuk karyawan perusahaan bakery memang masih minim dan tidak sesuai aturan UMP atau UMR. Karena, 90% pengusaha bakery di Indonesia adalah pengusaha UMKM.

"Persoalannya produktivitasnya rendah, kalau kita industri bakery dikecualikan dengan UMR karena padat karya, kalau mereka sekolah larinya ke hotel, tapi ini bukan karena salary saja tapi gengsi. Persoalannya itu," pungkas dia.

(Baca: Pengusaha Roti Bisa Contek Teknologi Jerman)
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4025 seconds (0.1#10.140)