Bank Besar Kendalikan Likuiditas Demi Ekspansi Kredit

Senin, 27 Oktober 2014 - 04:30 WIB
Bank Besar Kendalikan...
Bank Besar Kendalikan Likuiditas Demi Ekspansi Kredit
A A A
JAKARTA - Perbankan besar mencatat tren likuiditas yang mulai menurun dan membuka kesempatan ekspansi kredit hingga akhir tahun. Ini terlihat dari BRI dan Bank Mandiri yang masih menyisakan ruang pertumbuhan kredit karena rasio simpanan terhadap kredit masih dalam batas aman.

Direktur Utama BRI, Sofyan Basir menjelaskan, pertumbuhan kredit berhasil diimbangi dengan simpanan sehingga posisi neraca yang likuid.

Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat sebesar 85,29% pada September 2014, sedangkan kualitas aset produktif tetap terjaga dengan baik. Ini terlihat pada rasio kredit bermasalah (NPL) netto sebesar 0,46%.

Adapun NPL gross BRI tercatat sebesar 1,89% atau lebih baik apabila dibandingkan dengan NPL gross rata-rata industry perbankan nasional yang tercatat sebesar 2,31% pada Agustus 2014.

Selain itu, Bank BRI juga berhasil menjaga posisi permodalan yang kokoh dengan rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 18,57% pada September 2014 dibandingkan 17,14% pada September 2013.

"Di tengah suku bunga yang melompat beberapa waktu lalu, dan sumber dana susah namun kami berhasil turunkan LDR. Sekarang sudah stabil nanti akhir tahun kita genjot lagi kredit dan naikin LDR hingga 90%," ujar Sofyan

"Karena suku bunga deposito juga mulai turun jadi 9,5% Kita hanya coba seimbangkan potensi yang ada, dan CAR kita juga bagus," tambahnya.

Sementara Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin mengatakan perseroan menjadi salah satu bank yang memiliki tingkat likuiditas yang baik. Sehingga, perusahaan punya kemampuan yang mendukung rencana pengembangan bisnis perusahaan, baik secara organik, maupun non organik.

"Ini terlihat dari rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (LDR) yang sebesar 85,31 % pada September 2014. Likuiditas masih aman, di bawah batas atas ketentuan BI yaitu 92%," papar Budi.

Secara sektoral, kredit Bank Mandiri tersebar ke sektor produktif yang tercatat tumbuh 14,3% menjadi Rp389,4 triliun. Pertumbuhan kredit investasi sebesar 10,8% dan kredit modal kerja sebesar 16,4%.

Sektor Konstruksi mencatat akselerasi pertumbuhan sebesar 23,9%, sementara sektor Industri Pengolahan mencatat penyaluran terbesar yaitu sebesar Rp96,1 triliun, disusul oleh sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel yang mencapai Rp82,7 triliun.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1027 seconds (0.1#10.140)