PLTU Tanjung Jati B Genjot Produksi Listrik
A
A
A
JEPARA - PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B bersiap menggenjot produksi listrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang ada di Desa Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Langkah ini dilakukan seiring melonjaknya beban listrik kawasan Jawa - Bali dan terkatung-katungnya pembangunan PLTU Batang di Kabupaten Batang.
Selama ini, empat unit PLTU Tanjung Jati B mampu menyumbang 12% kebutuhan listrik di kawasan Jawa-Bali. Sumbangan suplai listrik itu belum keseluruhan hasil produksi. Sebab jika diprosentase empat unit itu baru berproduksi sekitar 80% saja dari kemampuan yang sebenarnya.
General Manajer PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B, Suwarno mengatakan, seiring waktu kebutuhan listrik Jawa–Bali akan terus meningkat. Peningkatan itu seiring naiknya konsumsi listrik kalangan rumah tangga maupun pelaku industri yang terus bermunculan di dua kawasan tersebut.
Pemerintah sebenarnya tak abai dengan kondisi tersebut. Sejumlah pembangkit listrik direncanakan dibangun di sejumlah kawasan. Salah satunya di Kabupaten Batang yang memang diproyeksikan menyokong produksi listrik di kawasan Jawa–Bali yang selama ini disuplai sejumlah PLTU seperti PLTU Tanjung Jati B Jepara, PLTU Cilacap, PLTU Sluke Rembang, Jawa Tengah hingga PLTU Paiton, Probolinggo Jawa Timur.
Hanya sayangnya, rencana pembangunan PLTU Batang berkapasitas 2 x 1000 MW hingga kini masih terganjal persoalan pembebasan lahan. Padahal diperkirakan 2017 akan terjadi krisis listrik di Jawa–Bali seiring melonjaknya kebutuhan listrik di kawasan tersebut.
“Makanya kita bersiap meningkatkan produksi. Saat ini memang sudah mendekati optimal namun angkanya masih 80% jadi masih bisa digenjot lagi,” kata Suwarno di sela-sela peringatan Hari Listrik Nasional ke 69 di komplek PLTU Tanjung Jati B, Desa Tubanan Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Senin (27/10/2014).
Menurut Suwarno, jika digenjot maka produksi listrik empat unit PLTU TJ B bisa mencapai 85% atau lebih. Dan jika langkah itu bisa direalisasikan, maka kontribusi empat unit PLTU TJ B terhadap kebutuhan listrik nasional, khususnya Jawa-Bali tidak lagi hanya 12%, namun bisa mencapai 15%-18%.
“Semoga tidak ada kendala sehingga tidak terjadi masalah pada tahun 2017,” jelasnya.
Ditanya soal rencana pembangunan PLTU Tanjung Jati B unit 5 dan 6, Soewarno menyerahkan hal itu kepada jajaran PT PLN pusat. Pemerintah memang berencana membangun sejumlah PLTU lagi di sejumlah tempat. Hanya saja, Soewarno tidak mengetahui secara persis lokasi maupun waktu pelaksanaannya.
Namun prinsipnya, pihaknya siap jika ada dua tambahan dua unit lagi di PLTU TJ B. “Harus siap sebab PLTU Batang hingga kini memang belum ada titik temu," tandasnya.
Selama ini, empat unit PLTU Tanjung Jati B mampu menyumbang 12% kebutuhan listrik di kawasan Jawa-Bali. Sumbangan suplai listrik itu belum keseluruhan hasil produksi. Sebab jika diprosentase empat unit itu baru berproduksi sekitar 80% saja dari kemampuan yang sebenarnya.
General Manajer PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B, Suwarno mengatakan, seiring waktu kebutuhan listrik Jawa–Bali akan terus meningkat. Peningkatan itu seiring naiknya konsumsi listrik kalangan rumah tangga maupun pelaku industri yang terus bermunculan di dua kawasan tersebut.
Pemerintah sebenarnya tak abai dengan kondisi tersebut. Sejumlah pembangkit listrik direncanakan dibangun di sejumlah kawasan. Salah satunya di Kabupaten Batang yang memang diproyeksikan menyokong produksi listrik di kawasan Jawa–Bali yang selama ini disuplai sejumlah PLTU seperti PLTU Tanjung Jati B Jepara, PLTU Cilacap, PLTU Sluke Rembang, Jawa Tengah hingga PLTU Paiton, Probolinggo Jawa Timur.
Hanya sayangnya, rencana pembangunan PLTU Batang berkapasitas 2 x 1000 MW hingga kini masih terganjal persoalan pembebasan lahan. Padahal diperkirakan 2017 akan terjadi krisis listrik di Jawa–Bali seiring melonjaknya kebutuhan listrik di kawasan tersebut.
“Makanya kita bersiap meningkatkan produksi. Saat ini memang sudah mendekati optimal namun angkanya masih 80% jadi masih bisa digenjot lagi,” kata Suwarno di sela-sela peringatan Hari Listrik Nasional ke 69 di komplek PLTU Tanjung Jati B, Desa Tubanan Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Senin (27/10/2014).
Menurut Suwarno, jika digenjot maka produksi listrik empat unit PLTU TJ B bisa mencapai 85% atau lebih. Dan jika langkah itu bisa direalisasikan, maka kontribusi empat unit PLTU TJ B terhadap kebutuhan listrik nasional, khususnya Jawa-Bali tidak lagi hanya 12%, namun bisa mencapai 15%-18%.
“Semoga tidak ada kendala sehingga tidak terjadi masalah pada tahun 2017,” jelasnya.
Ditanya soal rencana pembangunan PLTU Tanjung Jati B unit 5 dan 6, Soewarno menyerahkan hal itu kepada jajaran PT PLN pusat. Pemerintah memang berencana membangun sejumlah PLTU lagi di sejumlah tempat. Hanya saja, Soewarno tidak mengetahui secara persis lokasi maupun waktu pelaksanaannya.
Namun prinsipnya, pihaknya siap jika ada dua tambahan dua unit lagi di PLTU TJ B. “Harus siap sebab PLTU Batang hingga kini memang belum ada titik temu," tandasnya.
(gpr)