Sumsel Lumbung Energi tapi Kekurangan Pasokan Listrik

Selasa, 28 Oktober 2014 - 03:03 WIB
Sumsel Lumbung Energi tapi Kekurangan Pasokan Listrik
Sumsel Lumbung Energi tapi Kekurangan Pasokan Listrik
A A A
PALEMBANG - Sumatera Selatan (Sumsel) sudah membuktikan diri sebagai lumbung energi nasional dengan surplus 545 Mega Watt yang disalurkan ke provinsi dan negara terdekat. Meski demikian, pasokan listrik dinilai masih belum merata terutama bagi 376 desa di Sumsel sendiri.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengakui, hal ini menjadi ironi. Mengingat dalam 5-6 tahun ke depan, akan ada penambahan energi listrik baru sebesar 5000 Mega Watt dari 11 pembangkit yang ada di Sumsel.

Bahkan menurutnya, kalau tegangan listrik sudah mencapai sekitar 500 KV, dipastikan Sumsel ke depan bisa membantu suplai listrik sampai ke Aceh.

“Ini kan ironi ketika kita mengirim listrik ke luar, tapi pedesaan kita tidak. Tapi, memang desa-desa yang belum dialiri listrik itu tersebar di wilayah yang luas,” ucap Alex dalam acara peringatan Hari Listrik Nasional ke-69 di Kantor PLN Unit Pembangunan III, Senin (27/10/2014).

Karena itu, dia berharap permasalahan listrik yang masih banyak dikeluhkan masyarakat seperti ini bisa diutamakan PT PLN. Surplus listrik mesti digunakan untuk menyuplai daerah terdekat lebih dulu.

Namun begitu, tegas Alex, Sumsel tetap bangga bahwa sumber energi listrik yang dihasilkan berasal dari Sumsel sendiri. Beda dengan wilayah lain yang bisa jadi kapasitas listriknya lebih besar tapi bahan baku diimpor dari luar. Seperti di Jawa dan Singapura yang terang karena gas dan batubara dari Sumsel.

“Kita harap besarnya listrik yang diandalkan ini bisa dimanfaatkan untuk Asian Games 2018 dan kebutuhan KEK ke depan. Saya percaya dengan PLN,” cetusnya.

Sementara itu, General Manager PT PLN Wilayah Sumsel, Jambi, dan Bengkulu (WS2JB), Paranai Suhasfan mengatakan, 376 desa yang belum dialiri listrik merupakan wilayah yang memang sulit dijangkau jaringan dari pihaknya.

Selain lokasi yang jauh, pendanaan juga menjadi kendala pengadaan listrik di sana meski dana bisa didapatkan dari APBN melalui Kementerian ESDM dan APBN melalui Pemda.

“Awalnya ada sekitar 3000-an desa yang belum disuplai listrik di tiga provinsi yang kami bawahi, tapi sekarang sudah berkurang menjadi 300-an,” bebernya.

Terkait pengadaan penerangan di desa yang ada saat ini, Paranai menjelaskan, umumnya desa sudah menggunakan pembangkit listrik sendiri berupa diesel. Tapi, diesel ini memang terbatas, tidak bisa digunakan 24 jam. “Mereka tidak beli dari swasta,” ulas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengadaan Strategis dan Energi Primer PT PLN, Bagyo Riawan mengatakan, PLN tengah dilakukan pengembangan pembangkit tenaga listrik di jalur Timur Sumatera.

Saat ini sudah masuk dalam proses pelelangan dan dilanjutkan pada pembebasan lahan. Akan dibangun lima proyek yang setiap proyek membutuhkan 300 km.

“Kendala kita masih di pembebasan lahan, jadi butuh dukungan dari pemerintah daerah setempat dalam hal ini. Karenanya, dana yang dibutuhkan belum bisa diperhitungkan,” jelas Bagyo.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6114 seconds (0.1#10.140)