MNCN Persiapkan SINDO TV
A
A
A
JAKARTA - PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) tengah mempersiapkan stasiun televisi swasta berjaringan SINDO TV untuk memperkuat bisnis perseroan di masa depan.
MNCN menargetkan peluncuran SINDO TV bisa dilakukan segera. “Akan di-launch bulan depan televisi jaringan SINDO TV,” ujar Direktur MNCN Faisal Dharma Setiawan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), di Jakarta, kemarin. Keberadaan TV jaringan ini diyakini mendukung kinerja perseroandimasadepan. Saat inimanajemen akan memperkuat dulu fondasi televisi jaringan ini.
SINDO TV telah memiliki 40 hingga 44 jaringan di seluruh Indonesia, merupakan televisi nasional dengan konsep lokal berjaringan yang menayangkan program- program referensi, memberikan informasi dan inspirasi yang kaya akan ragam konten lokal, nasional maupun internasional. Keberadaan jaringan televisi ini dinilai bisa meningkatkan potensi daerah dengan menyajikan informasi dan hiburan lokal yang lengkap dan beragam. Tahun depan MNCN juga tetap fokus untuk memperkuat bisnis yang sedang dijalani, termasuk memperkuat tiga stasiun televisi free to air(FTA) yang dikelola perseroan, yakni RCTI, Global TV dan MNCTV.
Sementara, RUPSLB yang mengagendakan perubahan pengurus kemarin menyetujui mengangkat sejumlah direksi baru, yakni Faisal Dharma Setiawan, Ella Kartika, Gwenarty Setiadi, dan Charlie Kasim sebagai direktur independen. “Kami telah mengangkat tiga direktur dan satu direktur perseroan yang akan menjalankan bisnis perseroan ke depan,” ujar Komisaris Utama MNCN Rosano Barack. Rosano menjelaskan, susunan kepengurusan ini akan berlaku hingga ada lagi perubahan pergantian susunan direksi dan komisaris yang baru. Sebelum diangkat sebagai Direktur MNCN, Ella Kartika merupakan Direktur Global TV.
Sementara, Faisal Dharma Setiawan adalah Direktur di Bank CIMB Niaga dan Gwenarty Setiadi sebagai Direktur di PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY). Sedangkan, Charlie Kasim adalah Direktur Keuangan di PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Terkait prospek perusahaan, analis Mandiri Sekuritas Rizky Hidayat dalam risetnya menyebutkan, sektor media ditransaksikan dengan valuasi rasio harga saham per laba (PE ratio) 2014–2015 sebesar 22,8x–18,2x.
“Saat ini kami memilih MNCN yang memiliki rekomendasi buy dan target price Rp3.800 dengan potensi kenaikan dari SINDO TV dan MNC Channels,” paparnya. Dia menjelaskan, Tarif iklan primeti meter mahal di Indonesia adalah USD6.000 per selot di RCTI milik MNCN. Nilai itu masih lebih murah 40% dari negara tetangga seperti Thailand dan Filipina.
Hermansah
MNCN menargetkan peluncuran SINDO TV bisa dilakukan segera. “Akan di-launch bulan depan televisi jaringan SINDO TV,” ujar Direktur MNCN Faisal Dharma Setiawan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), di Jakarta, kemarin. Keberadaan TV jaringan ini diyakini mendukung kinerja perseroandimasadepan. Saat inimanajemen akan memperkuat dulu fondasi televisi jaringan ini.
SINDO TV telah memiliki 40 hingga 44 jaringan di seluruh Indonesia, merupakan televisi nasional dengan konsep lokal berjaringan yang menayangkan program- program referensi, memberikan informasi dan inspirasi yang kaya akan ragam konten lokal, nasional maupun internasional. Keberadaan jaringan televisi ini dinilai bisa meningkatkan potensi daerah dengan menyajikan informasi dan hiburan lokal yang lengkap dan beragam. Tahun depan MNCN juga tetap fokus untuk memperkuat bisnis yang sedang dijalani, termasuk memperkuat tiga stasiun televisi free to air(FTA) yang dikelola perseroan, yakni RCTI, Global TV dan MNCTV.
Sementara, RUPSLB yang mengagendakan perubahan pengurus kemarin menyetujui mengangkat sejumlah direksi baru, yakni Faisal Dharma Setiawan, Ella Kartika, Gwenarty Setiadi, dan Charlie Kasim sebagai direktur independen. “Kami telah mengangkat tiga direktur dan satu direktur perseroan yang akan menjalankan bisnis perseroan ke depan,” ujar Komisaris Utama MNCN Rosano Barack. Rosano menjelaskan, susunan kepengurusan ini akan berlaku hingga ada lagi perubahan pergantian susunan direksi dan komisaris yang baru. Sebelum diangkat sebagai Direktur MNCN, Ella Kartika merupakan Direktur Global TV.
Sementara, Faisal Dharma Setiawan adalah Direktur di Bank CIMB Niaga dan Gwenarty Setiadi sebagai Direktur di PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY). Sedangkan, Charlie Kasim adalah Direktur Keuangan di PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Terkait prospek perusahaan, analis Mandiri Sekuritas Rizky Hidayat dalam risetnya menyebutkan, sektor media ditransaksikan dengan valuasi rasio harga saham per laba (PE ratio) 2014–2015 sebesar 22,8x–18,2x.
“Saat ini kami memilih MNCN yang memiliki rekomendasi buy dan target price Rp3.800 dengan potensi kenaikan dari SINDO TV dan MNC Channels,” paparnya. Dia menjelaskan, Tarif iklan primeti meter mahal di Indonesia adalah USD6.000 per selot di RCTI milik MNCN. Nilai itu masih lebih murah 40% dari negara tetangga seperti Thailand dan Filipina.
Hermansah
(ars)