Penawaran Saham Perdana NCB Kelebihan Permintaan

Selasa, 04 November 2014 - 18:39 WIB
Penawaran Saham Perdana NCB Kelebihan Permintaan
Penawaran Saham Perdana NCB Kelebihan Permintaan
A A A
RIYADH - Penawaran saham perdana (initial public offering/ IPO) oleh National Commercial Bank (NCB) asal Arab Saudi mengalami kelebihan permintaan hingga 16 kali lipat pada 2 November lalu.

Pada data awal di hari terakhir penawaran, NCB menyatakan, jumlah permintaan mencapai 1.166 juta senilai USD57,54 miliar. Analis keuangan menyebut penawaran saham itu sebagai ibu dari semua IPO. IPO NCB diharapkan dapat mengumpulkan dana USD6 miliar atau salah satu yang terbesar di dunia pada tahun ini dan terbesar dalam sejarah Arab Saudi. Mulai 19 Oktober lalu NCB menawarkan 300 juta saham kepada publik di Arab Saudi senilai 45 riyal per lembar.

Data akhir untuk penawaran itu akan dirilis dalam beberapa hari mendatang. “Ini ibu dari semua IPO,” ungkap Beshr Bakheet dari Osool and Bakheet Investment Company, dikutip kantor berita AFP. Meski demikian, dia memperingatkan bahwa nilai itu terlalu dibesarkan karena perbankan menawarkan pinjaman lunak pada orang yang ingin membeli saham tersebut.

Saham itu diperkirakan mulai diperdagangkan di bursa saham terbesar di Arab Saudi, Tadawul All-Shares Index, dalam satu atau dua pekan mendatang. Bakheet menjelaskan, saham itu dijual dengan diskon dan dia memperkirakan harganya akan naik dua kali lipat dari penawaran 45 riyal atau USD12 saat perdagangan dimulai, dengan porsi publik sebesar USD7,2 miliar. Tambahan 200 juta saham dialokasikan untuk dana pensiun negara.

Meski nilainya luar biasa, jumlah permintaan sedikit di bawah normal untuk Arab Saudi. “Jumlah itu dapat terus naik hingga 2 atau 3 juta saat data akhir diumumkan,” ujar Bakheet.

NCB merupakan bank terakhir dari 12 bank di Arab Saudi yang go public. Hanya tiga dari bank-bank itu yang sepenuhnya menerapkan syariah Islam. Para investor tetap tertarik meski ada kontroversi terkait IPO tersebut.

Dewan penasihat syariah NCB pekan lalu menyatakan, IPO itu dapat diterima sesuai hukum Islam, tapi Mufti Besar Arab Saudi Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh menyatakan bahwa IPO dilarang dalam Islam yang melarang riba. Kolomnis Abdullah bin Bakhiet menulis dalam surat kabar Al-Riyadh akhir pekan lalu untuk menepis kontroversi yang ada. “Beberapa orang menaruh badai hanya untuk mengurangi jumlah orang yang mendaftar dan membuat mereka sendiri memiliki bagian saham yang terbesar,” ungkapnya.

“Pendaftaran IPO NCB ini dianggap sebagai yang terbesar di pasar keuangan Arab Saudi,” ungkap laporan kantor berita Saudi Press Agency, saat mengumumkan dimulainya IPO tersebut. Hukum Islam dengan mazhab Wahabi diterapkan dalam kehidupan beragama dan politik di negara kaya minyak tersebut. Raksasa online China, Alibaba, membuat debut pasar pertama pada September, saat membukukan IPO terbesar dengan mengumpulkan USD25,02 miliar.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4903 seconds (0.1#10.140)