BI Nilai Neraca Perdagangan Akan Berkontribusi Positif

Selasa, 04 November 2014 - 23:00 WIB
BI Nilai Neraca Perdagangan...
BI Nilai Neraca Perdagangan Akan Berkontribusi Positif
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memandang perkembangan neraca perdagangan sampai dengan September 2014 ini akan berkontribusi positif dalam mendukung perbaikan kinerja transaksi berjalan triwulan III 2014 dan keseluruhan 2014.

Direktur Departemen Komunikasi Peter Jacobs mengatakan, BI memperkirakan perbaikan kinerja neraca perdagangan ke depan akan didukung oleh peningkatan aktivitas ekspor seiring dengan perbaikan ekonomi global, meskipun defisit neraca migas diperkirakan masih berlanjut.

"BI akan terus mencermati risiko global dan domestik yang dapat mempengaruhi prospek defisit transaksi berjalan dan ketahanan eksternal," ujar Peter dalam keterangan tertulis, Selasa (4/11/2014).

Dia melanjutkan, pemulihan keseimbangan eksternal Indonesia terus berlanjut sebagaimana tercermin pada kinerja neraca perdagangan Indonesia yang membaik, yaitu dari defisit 0,31 miliar dolar AS pada Agustus, berkurang menjadi defisit 0,27 miliar dolar AS pada September 2014.

Bahkan, neraca perdagangan nonmigas mencatat surplus yang lebih besar daripada bulan sebelumnya. Surplus neraca perdagangan nonmigas pada September 2014 tercatat sebesar 0,76 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus pada Agustus 2014 sebesar 0,49 miliar dolar AS dan September 2013 sebesar 0,50 miliar dolar AS.

Kenaikan surplus neraca nonmigas terutama didukung oleh kenaikan ekspor bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, karet dan barang dari karet, serta produk manufaktur berupa mesin/peralatan listrik dan mesin/pesawat mekanik.

Menurut negara tujuan, peningkatan ekspor nonmigas September 2014 terutama terjadi untuk tujuan developed countries seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, Jerman, dan Perancis, serta beberapa negara emerging seperti Tiongkok, Singapura, dan Korea Selatan.

Perbaikan defisit neraca perdagangan ini juga tercermin pada keseluruhan triwulan III 2014 yang mengalami defisit 0,53 miliar dolar AS, turun tajam dibandingkan defisit 2,21 miliar dolar AS pada triwulan II 2014. Penurunan defisit tersebut karena turunnya impor nonmigas di triwulan III 2014 menjadi sebesar 33,2 miliar dolar AS dari sebesar 35,9 miliar dolar AS di triwulan II 2014.

"Penurunan ini lebih besar dari penurunan ekspor nonmigas di triwulan III 2014 sebesar 36,17 miliar dolar AS dari sebesar 36,71 miliar dolar AS di triwulan II 2014," papar dia.

Di sisi lain, defisit neraca migas di triwulan III mengalami peningkatan menjadi sebesar 3,5 miliar dolar AS dari 2,99 miliar dolar AS di triwulan II 2014.

Ekonom SDI (sustainable development - Indonesia) sekaligus Waketum PAN Dradjad Wibowo mengatakan, kalau harga BBM naik, defisit perdagangan migas turun. Sehingga neraca perdagangan dalam jangka waktu 3-6 bulan bisa surplus. "Tapi setelah 6 bulan blm tentu," ujar dia saat dihubungi.

Hal ini dikarenakan, kenaikan harga bbm dapat mendorong apresiasi rupiah. Akibatnya, setelah 4-6 bulan, impor migas akan melonjak lagi sehingga surplus perdagangan bisa turun lagi. "Jadi akan tergantung harga komoditas ekspor nanti," tutup dia.
(gpr)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5381 seconds (0.1#10.24)