Pabrik Karet Harus Perbaiki Kualitas
A
A
A
PALEMBANG - Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel Awi Aman berharap pabrik karet dapat turut mendorong perbaikan kualitas karet.
Salah satu upayanya dengan memberikan penghargaan ataupun menaikkan harga jual petani untuk hasil karet yang baik. Perlu ada sesuatu yang meyakinkan agar hasil karet tingkat petani terus berkualitas.
"Saat ini tercatat ada 26 pabrik olah karet di Sumsel yang menghimpun ratusan petani karet. Perlu ada perubahan kondisi, karet kita masih kalah dengan dengan Thailand," katanya, Rabu (5/11/2014).
Sementara, harga karet dalam satu pekan terakhir, untuk harga dasar pabrik (FOB) Palembang menunjukkan tren negatif.
Tercatat, per 5 November 2014 harga FOB sebesar USD1,5/kg dengan kurs Rp12.042 atau sekitar Rp18.111/kg. Bahan olah karet tingkat petani dengan kualitas 80% sebesar Rp14.489/kg, 75% sebesar Rp13.583/kg, dan mutu 70% sebesar Rp12.678/kg.
Sementara, perwakilan pabrik karet Gandus, Sadikin mengatakan, saat ini kondisi bukan hanya harga yang menurun, namun juga produksi karet di pabrik.
Hal ini lantaran bahan baku yang didatangkan petani sangat kurang, sementara pabrik tidak memiliki stok karet. Dimungkinkannya akibat dari kemarau panjang, harga jual yang merosot, dan petani beralih jadi buruh bangunan.
"Terjadi penurunan produksi 5%-10% atau sekitar 3,8 ton. Ini sudah terjadi 4-5 bulan terakhir. Bahan baku datang Senin-Kamis saja," tutur Sadikin yang sudah menekuni bisnis karet selama 35 tahun ini.
(Baca: Pengusaha Karet Menunggu Kepedulian Jokowi)
Salah satu upayanya dengan memberikan penghargaan ataupun menaikkan harga jual petani untuk hasil karet yang baik. Perlu ada sesuatu yang meyakinkan agar hasil karet tingkat petani terus berkualitas.
"Saat ini tercatat ada 26 pabrik olah karet di Sumsel yang menghimpun ratusan petani karet. Perlu ada perubahan kondisi, karet kita masih kalah dengan dengan Thailand," katanya, Rabu (5/11/2014).
Sementara, harga karet dalam satu pekan terakhir, untuk harga dasar pabrik (FOB) Palembang menunjukkan tren negatif.
Tercatat, per 5 November 2014 harga FOB sebesar USD1,5/kg dengan kurs Rp12.042 atau sekitar Rp18.111/kg. Bahan olah karet tingkat petani dengan kualitas 80% sebesar Rp14.489/kg, 75% sebesar Rp13.583/kg, dan mutu 70% sebesar Rp12.678/kg.
Sementara, perwakilan pabrik karet Gandus, Sadikin mengatakan, saat ini kondisi bukan hanya harga yang menurun, namun juga produksi karet di pabrik.
Hal ini lantaran bahan baku yang didatangkan petani sangat kurang, sementara pabrik tidak memiliki stok karet. Dimungkinkannya akibat dari kemarau panjang, harga jual yang merosot, dan petani beralih jadi buruh bangunan.
"Terjadi penurunan produksi 5%-10% atau sekitar 3,8 ton. Ini sudah terjadi 4-5 bulan terakhir. Bahan baku datang Senin-Kamis saja," tutur Sadikin yang sudah menekuni bisnis karet selama 35 tahun ini.
(Baca: Pengusaha Karet Menunggu Kepedulian Jokowi)
(izz)