BI Dorong Akses Keuangan Syariah Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan seminar nasional keuangan inklusif, dengan tema "Pentingnya Keuangan Inklusif dalam Meningkatkan Akses Masyarakat dan UMKM terhadap Fasilitas Jasa Keuangan Syariah" di Surabaya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan, seminar ini juga dimanfaatkan sebagai media sosialisasi untuk memberikan informasi dan pemahaman secara umum mengenai produk keuangan, risiko dan manfaat yang terkait dengan lembaga keuangan syariah.
"Harapannya setelah mengenal seluk beluk layanan keuangan, masyarakat terdorong untuk mengakses layanan lembaga keuangan syariah," ujar dia dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (7/11/2014).
Bank Indonesia memandang Islamic Financial Inclusion sebagai kondisi penyelarasan keuangan inklusif dengan prinsip syariah.
Menurutnya, keuangan syariah dan kebijakan keuangan inklusif memiliki potensi untuk bersinergi dengan baik mengingat kesamaan konsep, yaitu keuangan inklusif bertujuan memberikan akses keuangan yang mudah, murah, aman dan sesuai bagi masyarakat unbanked.
Selain itu, juga bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas masyarakat agar mampu hidup lebih sejahtera dan keluar dari garis kemiskinan.
"Sementara prinsip syariah bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat melalui prinsip partnership dan profit sharing," ujarnya.
Secara demografis, Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, yakni 87,18% dari total jumlah penduduknya beragama Islam (BPS, 2010). Dari mayoritas penduduk muslim tersebut, disinyalir merupakan penyumbang angka unbanked yang besar di Indonesia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan, seminar ini juga dimanfaatkan sebagai media sosialisasi untuk memberikan informasi dan pemahaman secara umum mengenai produk keuangan, risiko dan manfaat yang terkait dengan lembaga keuangan syariah.
"Harapannya setelah mengenal seluk beluk layanan keuangan, masyarakat terdorong untuk mengakses layanan lembaga keuangan syariah," ujar dia dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (7/11/2014).
Bank Indonesia memandang Islamic Financial Inclusion sebagai kondisi penyelarasan keuangan inklusif dengan prinsip syariah.
Menurutnya, keuangan syariah dan kebijakan keuangan inklusif memiliki potensi untuk bersinergi dengan baik mengingat kesamaan konsep, yaitu keuangan inklusif bertujuan memberikan akses keuangan yang mudah, murah, aman dan sesuai bagi masyarakat unbanked.
Selain itu, juga bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas masyarakat agar mampu hidup lebih sejahtera dan keluar dari garis kemiskinan.
"Sementara prinsip syariah bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat melalui prinsip partnership dan profit sharing," ujarnya.
Secara demografis, Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, yakni 87,18% dari total jumlah penduduknya beragama Islam (BPS, 2010). Dari mayoritas penduduk muslim tersebut, disinyalir merupakan penyumbang angka unbanked yang besar di Indonesia.
(rna)