Jokowi Rangkul China dalam Pembangunan Ekonomi
A
A
A
BEIJING - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempererat hubungan ekonomi dengan China melalui kunjungan pertamanya ke luar negeri.
"Kerja sama antara Indonesia dengan China dilakukan untuk mempercepat pembangunan," ujar Jokowi dalam keterangan tertulis yang disampaikan Kadin kepada Sindonews, Minggu (9/11/2014).
Dia mengatakan, kerja sama dengan China terkait pembangunan 24 pelabuhan yang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Selain itu, peluang untuk investasi adalah pembangunan powerplant karena daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya masih kekurangan listrik.
“Di power plant ada masalah perizinan dan pembebasan lahan. Dulu perizinan mengurus power plant bisa mencapai 2 tahun, 4 tahun bahkan 6 tahun. Ini masalah besar yang harus diselesaikan. Kita akan ada kantor perizinan one stop service untuk investasi,” katanya.
Dalam kunjungan yang diikuti sebanyak 170 pengusaha Indonesia dan 150 pengusaha China, telah ditandangani 12 Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama di berbagai sektor, seperti logistik, transportasi, pertambangan, energi, industri gula tebu dan kawasan industri.
12 MoU Kerja Sama
Di sektor logistik ditandatangani MoU, antara PT Zadasa dengan Shen Zhen Tian He Wei Hang dengan investasi mencapai USD5,51 juta.
MoU lainnya adalah PT Resteel Industry dengan China Railway Construction, PT Eka Sampoerna Sukses dengan Fujian Yinhai Group dengan investasi mencapai USD1,3 juta.
Maspion Group dengan Shining Resources total investasi mencapai USD100 juta untuk pembangunan smelter, Global Sukses Group.
Cahaya Sukses International dengan Fujian Tian Mao dengan investasi USD1,5 juta. PT Wijaya Infrastruktur Indonesia dengan Golden Mega International Holdings mencapai USD120 juta.
PT Integral Mining Nusantara dengan Jiangsu Wei-Wei Mining mencapai USD775 juta. PT Sinar Sukses Mandiri dengan Zhong Ji Hao mencapai USD306 juta, PT Indonesia Energy Prima dengan SDIC International Trade mencapai USD350 juta.
PT Kayan Hydro Energy dengan Shanghai Electric Power mencapai USD17,8 miliar. PT Adaro Power dengan China Shenhua Overseas, PT MAESA Optimalah Mineral dengan Vansun Holding Group.
"Kerja sama antara Indonesia dengan China dilakukan untuk mempercepat pembangunan," ujar Jokowi dalam keterangan tertulis yang disampaikan Kadin kepada Sindonews, Minggu (9/11/2014).
Dia mengatakan, kerja sama dengan China terkait pembangunan 24 pelabuhan yang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Selain itu, peluang untuk investasi adalah pembangunan powerplant karena daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya masih kekurangan listrik.
“Di power plant ada masalah perizinan dan pembebasan lahan. Dulu perizinan mengurus power plant bisa mencapai 2 tahun, 4 tahun bahkan 6 tahun. Ini masalah besar yang harus diselesaikan. Kita akan ada kantor perizinan one stop service untuk investasi,” katanya.
Dalam kunjungan yang diikuti sebanyak 170 pengusaha Indonesia dan 150 pengusaha China, telah ditandangani 12 Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama di berbagai sektor, seperti logistik, transportasi, pertambangan, energi, industri gula tebu dan kawasan industri.
12 MoU Kerja Sama
Di sektor logistik ditandatangani MoU, antara PT Zadasa dengan Shen Zhen Tian He Wei Hang dengan investasi mencapai USD5,51 juta.
MoU lainnya adalah PT Resteel Industry dengan China Railway Construction, PT Eka Sampoerna Sukses dengan Fujian Yinhai Group dengan investasi mencapai USD1,3 juta.
Maspion Group dengan Shining Resources total investasi mencapai USD100 juta untuk pembangunan smelter, Global Sukses Group.
Cahaya Sukses International dengan Fujian Tian Mao dengan investasi USD1,5 juta. PT Wijaya Infrastruktur Indonesia dengan Golden Mega International Holdings mencapai USD120 juta.
PT Integral Mining Nusantara dengan Jiangsu Wei-Wei Mining mencapai USD775 juta. PT Sinar Sukses Mandiri dengan Zhong Ji Hao mencapai USD306 juta, PT Indonesia Energy Prima dengan SDIC International Trade mencapai USD350 juta.
PT Kayan Hydro Energy dengan Shanghai Electric Power mencapai USD17,8 miliar. PT Adaro Power dengan China Shenhua Overseas, PT MAESA Optimalah Mineral dengan Vansun Holding Group.
(dmd)