Jaya Ancol Siapkan Belanja Modal Rp1,3 T
A
A
A
JAKARTA - PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp1,2-1,3 triliun pada tahun depan.
Pendanaannya akan dikombinasikan dari internal dan pinjaman perbankan. Perseroan juga berharap pemegang saham bersedia meningkatkan modal ditempatkan dan disetor. Direktur Utama PJAA Gatot Setyowaluyo mengatakan, tahun depan PJAA mulai mengembangkan sejumlah proyek properti seperti Jaya Ancol Seafront dan Ocean Breeze yang mengadopsi konsep mixed-use building.
“Khusus untuk properti, capex-nya sekitar Rp400 miliar. Sisanya untuk reklamasi, pengembangan Dufan, dan sebagainya,” ujarnya dalam paparan publik perseroan di Jakarta kemarin. Dia menambahkan, perusahaan telah memiliki rencana strategis pengembangan bisnis rekreasi 2014–2020, di antaranya fokus pada pengembangan indoorDunia Fantasi pada lokasi Rama-Shinta.
Proyek yang sudah terealisasi yaitu wahana Flume Ride 3D Immersion Tunnel Ice Age juga akan dilengkapi dengan Hello Kitty dan Kiddie Rides. Selain indoor Dunia Fantasi, perusahaan juga tengah membangun New Hotel Putri Duyung. Hotel bintang 4 berlokasi di tepi laut akan dikelola oleh Marriott dan direncanakan selesai pada 2016. Adapun, proyek rekreasi lain yang akan dikerjakan adalah Dufan Ocean Theme Park.
Terinspirasi dari Disney Sea Tokyo, Jepang, wahana ini dilengkapi dengan thematic apartment comple dan kondotel. Khusus untuk segmen rekreasi, perusahaan akan menggenjot meningkatkan pendapatan di bidang usaha properti. Pada periode 2014-2020 PJAA akan mengembangkan sejumlah proyek yaitu Apartemen Northland, Jaya Ancol Seafront, Ocean Breeze, dan Coasta Villa. “Ocean Breeze mulai dibangun pada 2015. Terdiri dari kondotel, apartemen, kantor dan kios,” ucap dia.
Gatot berharap, upaya-upaya pengembangan bisnis tersebut dapat meningkatkan pendapatan perusahaan sampai dengan tumbuh 17% per tahun, dengan pertumbuhan laba bersih 27% hingga pada 2020. Sehingga, pendapatan perseroan dapat mencapai Rp3,7 triliun dengan laba bersih Rp1 triliun. Analis Pefindo Rian Abdi Gunawan mengatakan, Pefindo menetapkan kembali peringkat PJAA di AA-. Outlook terhadap peringkat perusahaan adalah stabil.
Peringkat yang diberikan mencerminkan posisi pasar perusahaan yang kuat di industri rekreasi, aliran pendapatan yang stabil serta proteksi arus kas dan tingkat likuiditas yang kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh kebutuhan investasi yang terus menerus untuk pengembangan produk rekreasi dan ketergantungan pada proses reklamasi terbesar di Indonesia. PJAA juga memiliki bisnis pengembangan properti yang terkonsentrasi di daerah Ancol, Jakarta Utara.
Hermansah
Pendanaannya akan dikombinasikan dari internal dan pinjaman perbankan. Perseroan juga berharap pemegang saham bersedia meningkatkan modal ditempatkan dan disetor. Direktur Utama PJAA Gatot Setyowaluyo mengatakan, tahun depan PJAA mulai mengembangkan sejumlah proyek properti seperti Jaya Ancol Seafront dan Ocean Breeze yang mengadopsi konsep mixed-use building.
“Khusus untuk properti, capex-nya sekitar Rp400 miliar. Sisanya untuk reklamasi, pengembangan Dufan, dan sebagainya,” ujarnya dalam paparan publik perseroan di Jakarta kemarin. Dia menambahkan, perusahaan telah memiliki rencana strategis pengembangan bisnis rekreasi 2014–2020, di antaranya fokus pada pengembangan indoorDunia Fantasi pada lokasi Rama-Shinta.
Proyek yang sudah terealisasi yaitu wahana Flume Ride 3D Immersion Tunnel Ice Age juga akan dilengkapi dengan Hello Kitty dan Kiddie Rides. Selain indoor Dunia Fantasi, perusahaan juga tengah membangun New Hotel Putri Duyung. Hotel bintang 4 berlokasi di tepi laut akan dikelola oleh Marriott dan direncanakan selesai pada 2016. Adapun, proyek rekreasi lain yang akan dikerjakan adalah Dufan Ocean Theme Park.
Terinspirasi dari Disney Sea Tokyo, Jepang, wahana ini dilengkapi dengan thematic apartment comple dan kondotel. Khusus untuk segmen rekreasi, perusahaan akan menggenjot meningkatkan pendapatan di bidang usaha properti. Pada periode 2014-2020 PJAA akan mengembangkan sejumlah proyek yaitu Apartemen Northland, Jaya Ancol Seafront, Ocean Breeze, dan Coasta Villa. “Ocean Breeze mulai dibangun pada 2015. Terdiri dari kondotel, apartemen, kantor dan kios,” ucap dia.
Gatot berharap, upaya-upaya pengembangan bisnis tersebut dapat meningkatkan pendapatan perusahaan sampai dengan tumbuh 17% per tahun, dengan pertumbuhan laba bersih 27% hingga pada 2020. Sehingga, pendapatan perseroan dapat mencapai Rp3,7 triliun dengan laba bersih Rp1 triliun. Analis Pefindo Rian Abdi Gunawan mengatakan, Pefindo menetapkan kembali peringkat PJAA di AA-. Outlook terhadap peringkat perusahaan adalah stabil.
Peringkat yang diberikan mencerminkan posisi pasar perusahaan yang kuat di industri rekreasi, aliran pendapatan yang stabil serta proteksi arus kas dan tingkat likuiditas yang kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh kebutuhan investasi yang terus menerus untuk pengembangan produk rekreasi dan ketergantungan pada proses reklamasi terbesar di Indonesia. PJAA juga memiliki bisnis pengembangan properti yang terkonsentrasi di daerah Ancol, Jakarta Utara.
Hermansah
(ars)