Target Pembangkit Listrik 35 Ribu MW Dinilai Realistis
A
A
A
JAKARTA - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai pembangunan pembangkit listrik sebesar 35 ribu megawatt (MW) selama lima tahun yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) realistis.
"Saya pikir itu realistis. Harus bagaimana cara mempercepat itu. Harus dihargai pasti," ujar dia di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, rencana ini akan dapat terealisasi jika problem utama seperti pembebasan lahan, birokrasi dan perizinan, hingga perbedaan komitmen harga jual listrik dapat teratasi.
"Berapa harga kalau you jual geothermal. Jangan terlalu banyak negosiasi-negosiasi, tiap proyek dinegosiasi. Selesai kita. Siapa yang mau investasi? Capek kita. Feasible enggak?" tuturnya.
Menurutnya, perbedaan komitmen harga jual listrik ini dapat diatasi dengan memberikan harga yang sesuai kesepakatan batas bawah atau batas atas.
"Kasih aja satu harga plafon, berapa harganya. Misalnya kalau pakai minyak, berapa harga pada batu bara, pakai geothermal, pakai gas, pakai air, itu semua bisa dihitung kok di dunia semua sama harganya," imbuhnya.
Sofjan menambahkan, pemerintah pun memberikan keuntungan yang lebih kepada swasta agar target tersebut dapat tercapai.
"Kasih untung juga itu swasta supaya mau investasi. Supaya 35 ribu MW itu jadi. Kalau tidak ada itu di Indoneaia, you mau bikin industri apa? Diganti lilin kan enggak bisa you," pungkas Sofjan.
"Saya pikir itu realistis. Harus bagaimana cara mempercepat itu. Harus dihargai pasti," ujar dia di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, rencana ini akan dapat terealisasi jika problem utama seperti pembebasan lahan, birokrasi dan perizinan, hingga perbedaan komitmen harga jual listrik dapat teratasi.
"Berapa harga kalau you jual geothermal. Jangan terlalu banyak negosiasi-negosiasi, tiap proyek dinegosiasi. Selesai kita. Siapa yang mau investasi? Capek kita. Feasible enggak?" tuturnya.
Menurutnya, perbedaan komitmen harga jual listrik ini dapat diatasi dengan memberikan harga yang sesuai kesepakatan batas bawah atau batas atas.
"Kasih aja satu harga plafon, berapa harganya. Misalnya kalau pakai minyak, berapa harga pada batu bara, pakai geothermal, pakai gas, pakai air, itu semua bisa dihitung kok di dunia semua sama harganya," imbuhnya.
Sofjan menambahkan, pemerintah pun memberikan keuntungan yang lebih kepada swasta agar target tersebut dapat tercapai.
"Kasih untung juga itu swasta supaya mau investasi. Supaya 35 ribu MW itu jadi. Kalau tidak ada itu di Indoneaia, you mau bikin industri apa? Diganti lilin kan enggak bisa you," pungkas Sofjan.
(gpr)