Prioritaskan Data BIG dalam Pembangunan Infrastruktur
A
A
A
BOGOR - Pemerintah akan memprioritaskan data-data milik Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam proses pembangunan infrastruktur nasional.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago mengatakan, selama ini pemerintah hanya memanfaatkan data-data milik Badan Pusat Statistik (BPS) dan data-data pusat data di Bappenas dalam pembangunan infrastruktur nasional di Indonesia.
"Padaha,l peran BIG memberikan informasi mengenai pemetaan fisik Indonesia sangat penting sebagai bahan rujukan dan pertimbangan terhadap dampak pembangunan itu sendiri," ujarnya usai meninjau Kantor Badan Informasi Geospasial di Cibinong, Bogor, Rabu (12/11/2014).
"Misalnya, kalau mau bangun mega proyek Jembatan Selat Sunda yang harus diperhatikan rupa lingkungan 10 tahun atau 20 tahun kemudian seperti apa. Bisa diprediksi," tambah Andrinof.
Dia mengatakan, pemanfaatan data BIG dilakukan dalam rangka memperbaiki perencanaan yang ada di Bappenas. Khususnya untuk proyek-proyek infrastruktur yang berkaitan dengan pemanfaatan fungsi lahan, dan peralihan fungsi, serta dampak terhadap masyarakat berkaitan dengan proyek infrastruktur pelabuhan, bendungan rel kereta, jembatan dan jalan tol.
"Kalau kita lihat sering menimbulkan masalah. Makanya, nanti dibuatkan proyeksi simulasi untuk semua proyek infrastruktur yang direncanakan Bappenas," ujarnya.
Dia menambahkan, ke depan fungsi perencanaan harus terintegrasi melalui informasi dan data akurat yang ada.
"Akan kita lihat apakah akan memperkuat kelembagaan ini dengan pertimbangan berbagai pihak, salah satunya Kementerian Riset dan Teknologi. Kenapa Menristek, sebab BIG ini berada di bawah Kementerian Ristek," tandas Andrinof.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago mengatakan, selama ini pemerintah hanya memanfaatkan data-data milik Badan Pusat Statistik (BPS) dan data-data pusat data di Bappenas dalam pembangunan infrastruktur nasional di Indonesia.
"Padaha,l peran BIG memberikan informasi mengenai pemetaan fisik Indonesia sangat penting sebagai bahan rujukan dan pertimbangan terhadap dampak pembangunan itu sendiri," ujarnya usai meninjau Kantor Badan Informasi Geospasial di Cibinong, Bogor, Rabu (12/11/2014).
"Misalnya, kalau mau bangun mega proyek Jembatan Selat Sunda yang harus diperhatikan rupa lingkungan 10 tahun atau 20 tahun kemudian seperti apa. Bisa diprediksi," tambah Andrinof.
Dia mengatakan, pemanfaatan data BIG dilakukan dalam rangka memperbaiki perencanaan yang ada di Bappenas. Khususnya untuk proyek-proyek infrastruktur yang berkaitan dengan pemanfaatan fungsi lahan, dan peralihan fungsi, serta dampak terhadap masyarakat berkaitan dengan proyek infrastruktur pelabuhan, bendungan rel kereta, jembatan dan jalan tol.
"Kalau kita lihat sering menimbulkan masalah. Makanya, nanti dibuatkan proyeksi simulasi untuk semua proyek infrastruktur yang direncanakan Bappenas," ujarnya.
Dia menambahkan, ke depan fungsi perencanaan harus terintegrasi melalui informasi dan data akurat yang ada.
"Akan kita lihat apakah akan memperkuat kelembagaan ini dengan pertimbangan berbagai pihak, salah satunya Kementerian Riset dan Teknologi. Kenapa Menristek, sebab BIG ini berada di bawah Kementerian Ristek," tandas Andrinof.
(dmd)