Archi Tawarkan Harga IPO Rp2.445/Saham
A
A
A
JAKARTA - PT Archi Indonesia Tbk, perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan mineral dengan fokus pada emas, menawarkan harga saham perdananya (initial public offering/IPO) di kisaran Rp1.895 hingga Rp2.445 per saham.
“Kami akan tawarkan saham perdana ke investor-investor yang potensial. Kami berencana melepas sebanyak-banyaknya 1,6 miliar saham atau 40,41% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan,” kata Direktur Utama Archi, Hendra Surya, saat paparan publik perseroan di Jakarta kemarin. Hendra mengungkapkan perseroan menargetkan dana dari pelaksanaan IPO di kisaran Rp3,03-3,91 triliun.
Dia memaparkan, sekitar USD216,2 juta dari dana IPO untuk membayar utang kepada Archipelago Resources Plc. Kemudian, USD35,9 juta untuk mengakuisisi 99,98% saham PT Smart Mining Resources (SMR). “Sisanya untuk modal kerja dan keperluan perseroan dan entitas anak. Untuk pembangunan fasilitas bangunan kantor, mes untuk karyawan, dan fasilitas perseroan dan anak lainnya di area tambang,” jelasnya.
Dia menjelaskan, utang kepada Archipelago Resources terjadi karena perseroan memutuskan delisting dari pasar modal London pada 2013 lalu. Kemudian, PT Archi Indonesia Tbk membeli semua aset milik PT Archipelago Resources Plc, di mana jatuh tempo dari utangtersebut pada 30 Desember 2014. Saat ini perseroan memiliki tiga entitas anak, yakni PT Meares Soputan Mining (MSM), PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN), dan Archipelago Resources.
Per 30 Juni, perseroan memiliki jumlah cadangan 1.333 kOz bijih emas dan 3.320 kOz bijih perak, sedangkan jumlah produksi per Juni dari MSM dan TTN sebesar 126.900 Oz. Terkait dengan rencana mengakuisisi SMR, lanjut Hendra, SMR memiliki proyek Wonogiri melalui kepemilikan saham atas PT Alexis Perdana Mineral (APM). Jadi, SMR mengakuisisi APM dengan menambah kepemilikan saham 70,74% atas proyek Wonogiri.
Berdasarkan laporan Sumber Daya Mineral Proyek Wonogiri per 22 November 2013 diketahui, estimasi total sumber daya emas dan tembaga sebesar 1,538 juta ons setara emas. Diperkirakan mulai berproduksi pada 2016. Perseroan telah menunjuk empat penjamin emisi efek, yakni PT CIMB Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Valbury Asia Securities.
Masa penawaran awal (book building ) akan dilakukan pada 12-25 November, perkiraan efektif 4 Desember, perkiraan masa penawaran 8-9 Desember, dan perkiraan listing pada 15 Desember. Direktur utama Valbury Asia Securities Johanes Soetikno mengatakan, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan mineral yang berfokus pada emas ini juga telah melakukan roadshow internasional ke berbagai negara untuk menawarkan saham perdananya.
“Rencananya, kami akan lakukan roadshow ke beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Hong Kong, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada untuk menarik minat investor asing,” kata dia.
Hermansah
“Kami akan tawarkan saham perdana ke investor-investor yang potensial. Kami berencana melepas sebanyak-banyaknya 1,6 miliar saham atau 40,41% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan,” kata Direktur Utama Archi, Hendra Surya, saat paparan publik perseroan di Jakarta kemarin. Hendra mengungkapkan perseroan menargetkan dana dari pelaksanaan IPO di kisaran Rp3,03-3,91 triliun.
Dia memaparkan, sekitar USD216,2 juta dari dana IPO untuk membayar utang kepada Archipelago Resources Plc. Kemudian, USD35,9 juta untuk mengakuisisi 99,98% saham PT Smart Mining Resources (SMR). “Sisanya untuk modal kerja dan keperluan perseroan dan entitas anak. Untuk pembangunan fasilitas bangunan kantor, mes untuk karyawan, dan fasilitas perseroan dan anak lainnya di area tambang,” jelasnya.
Dia menjelaskan, utang kepada Archipelago Resources terjadi karena perseroan memutuskan delisting dari pasar modal London pada 2013 lalu. Kemudian, PT Archi Indonesia Tbk membeli semua aset milik PT Archipelago Resources Plc, di mana jatuh tempo dari utangtersebut pada 30 Desember 2014. Saat ini perseroan memiliki tiga entitas anak, yakni PT Meares Soputan Mining (MSM), PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN), dan Archipelago Resources.
Per 30 Juni, perseroan memiliki jumlah cadangan 1.333 kOz bijih emas dan 3.320 kOz bijih perak, sedangkan jumlah produksi per Juni dari MSM dan TTN sebesar 126.900 Oz. Terkait dengan rencana mengakuisisi SMR, lanjut Hendra, SMR memiliki proyek Wonogiri melalui kepemilikan saham atas PT Alexis Perdana Mineral (APM). Jadi, SMR mengakuisisi APM dengan menambah kepemilikan saham 70,74% atas proyek Wonogiri.
Berdasarkan laporan Sumber Daya Mineral Proyek Wonogiri per 22 November 2013 diketahui, estimasi total sumber daya emas dan tembaga sebesar 1,538 juta ons setara emas. Diperkirakan mulai berproduksi pada 2016. Perseroan telah menunjuk empat penjamin emisi efek, yakni PT CIMB Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Valbury Asia Securities.
Masa penawaran awal (book building ) akan dilakukan pada 12-25 November, perkiraan efektif 4 Desember, perkiraan masa penawaran 8-9 Desember, dan perkiraan listing pada 15 Desember. Direktur utama Valbury Asia Securities Johanes Soetikno mengatakan, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan mineral yang berfokus pada emas ini juga telah melakukan roadshow internasional ke berbagai negara untuk menawarkan saham perdananya.
“Rencananya, kami akan lakukan roadshow ke beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Hong Kong, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada untuk menarik minat investor asing,” kata dia.
Hermansah
(ars)