China Danai Infrastruktur Jalur Sutra

Kamis, 13 November 2014 - 10:17 WIB
China Danai Infrastruktur...
China Danai Infrastruktur Jalur Sutra
A A A
BEIJING - China akan mengucurkan USD40 miliar (sekitar Rp488 triliun) untuk membangun infrastruktur Jalur Sutra guna meningkatkan konektivitas Asia.

Presiden China Xi Jinping mengungkapkan komitmen itu untuk menyebarkan pengaruh pertumbuhan ekonominya. Negeri Panda itu sebelumnya telah memberikan sejumlah insentif keuangan dan perdagangan kepada sebagian besar negara-negara Asia Tengah dan Asia Selatan untuk membangkitkan kembali rute perdagangan kuno Jalur Sutra. Di masa lalu, Jalur Sutra menjadi rute perdagangan antara China dan Mediterania.

“Dana USD40 miliar itu akan digunakan untuk infrastruktur, kerja sama keuangan, industri, dan sumber daya, dalam berbagai proyek,” ungkap Presiden Xi, dikutip kantor berita Xinhua . Tujuan dana ini untuk membuka konektivitas di Asia. Janji itu diungkapkan Xi di depan para pemimpin dari Bangladesh, Kamboja, Laos, Mongolia, Myanmar, Pakistan, dan Tajikistan.

“Dana Jalur Sutra itu akan terbuka dan menyambut pada investor dari Asia dan lainnya untuk secara aktif terlibat dalam proyek ini,” tutur Xi. Hingga saat ini belum jelas bagaimana dana itu akan difungsikan, kapan mulai beroperasi, atau di mana basis pengelolaannya. Meski demikian, sejumlah pihak menduga pusat pengelolaannya akan berada di China.

Menurut Xinhua , China akan fokus pada Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan inisiatif Jalur Sutra Maritim Abad 21 yang bertujuan membangun jalan, jalur kereta, pelabuhan dan bandara di penjuru Asia Tengah dan Asia Selatan. “Kerangka kerja semacam itu mengakomodasi kebutuhan sejumlah negara dan mencakup proyek lahan dan laut. China siap menyambut negara-negara tetangga untuk naik kereta pembangunan China,” kata Xi.

China juga menyediakan negara-negara tetangganya, 20.000 lokasi untuk pelatihan profesional konektivitas dalam lima tahun mendatang. China berupaya meredam kekhawatiran di kawasan dan global, bahwa pertumbuhan ekonominya akan dibarengi pendekatan militer dan diplomasi yang keras dalam sejumlah isu seperti konflik wilayah.

Salah satu caranya ialah menawarkan pinjaman dalam jumlah besar pada sejumlah negara di Asia Tenggara dan Afrika, untuk menunjukkan bahwa China merupakan kekuatan yang tumbuh untuk membantu mengatasi kemiskinan di negara lain, seperti pernah dialami Negeri Panda itu pada tiga dekade lalu. Bulan lalu Xi mengumumkan Bank Investasi Infrastruktur Asia yang didukung China dengan dana USD50 miliar.

Langkah itu dianggap Barat sebagai tandingan bagi Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB). China menyatakan bank baru tersebut tidak bermaksud menyaingi Bank Dunia dan ADB. Bahkan, China ingin belajar dari pengalaman kedua lembaga keuangan dunia tersebut.

Selain itu, menurut China masih sangat banyak proyek yang bisa didanai berbagai lembaga keuangan global tersebut tanpa harus berebut.

Syarifudin
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9383 seconds (0.1#10.140)