Pengamat: Harga BBM Tepat Dinaikkan November
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, November merupakan momen tepat untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dikarenakan bulan ini inflasi masih di bawah 5%.
"Jadi seandainya pemerintah mau naikin BBM pun dampak inflasi juga tidak akan terlalu besar," ujarnya kepada Koran Sindo, Minggu (16/11/2014).
Tahun depan bank sentral Amerika akan menaikkan tingkat suku bunga acuan.
Menurutnya, apabila di saat bersamaan pemerintah baru menaikkan harga BBM maka bisa menyebabkan capital market atau rupiah bisa cukup tertekan, termasuk pasar keuangan.
"Jadi, karena mengingat itu kita harus dicicil, makanya kita harus segera menyelesaikan dulu masalah di sini. Saya pikir seharunya pemerintah bisa menaikkan harga BBM karena satu masalah bisa diselesaikan," papar dia.
Namun, jika pemerintah tidak jadi menaikkan BBM bulan ini maka market akan merespon negatif karena ekspektasi masyarakat tentang inflasi sudah dibangun.
Dia memperkirakan, apabila harga BBM naik di November sebesar Rp3.000 per liter, maka akan ada tambahan inflasi mencapai 7%-7,5% untuk inflasi tahunan.
Josua menjelaskan, apabila melihat dan merefleksikan lagi tahun lalu pemerintah SBY juga pernah menaikkan harga BBM dan dampak kenaikan BBM tidak sampai satu tahun melainkan tujuh bulan sudah normal lagi.
"Jadi maksud saya, dampak inflasi itu perhitungan BPS second effect-nya belum memperhitungkan biaya transportasi ke dampak semuanya," pungkasnya.
"Jadi seandainya pemerintah mau naikin BBM pun dampak inflasi juga tidak akan terlalu besar," ujarnya kepada Koran Sindo, Minggu (16/11/2014).
Tahun depan bank sentral Amerika akan menaikkan tingkat suku bunga acuan.
Menurutnya, apabila di saat bersamaan pemerintah baru menaikkan harga BBM maka bisa menyebabkan capital market atau rupiah bisa cukup tertekan, termasuk pasar keuangan.
"Jadi, karena mengingat itu kita harus dicicil, makanya kita harus segera menyelesaikan dulu masalah di sini. Saya pikir seharunya pemerintah bisa menaikkan harga BBM karena satu masalah bisa diselesaikan," papar dia.
Namun, jika pemerintah tidak jadi menaikkan BBM bulan ini maka market akan merespon negatif karena ekspektasi masyarakat tentang inflasi sudah dibangun.
Dia memperkirakan, apabila harga BBM naik di November sebesar Rp3.000 per liter, maka akan ada tambahan inflasi mencapai 7%-7,5% untuk inflasi tahunan.
Josua menjelaskan, apabila melihat dan merefleksikan lagi tahun lalu pemerintah SBY juga pernah menaikkan harga BBM dan dampak kenaikan BBM tidak sampai satu tahun melainkan tujuh bulan sudah normal lagi.
"Jadi maksud saya, dampak inflasi itu perhitungan BPS second effect-nya belum memperhitungkan biaya transportasi ke dampak semuanya," pungkasnya.
(izz)