MEA 2015 Akan Untungkan Industri Keuangan RI
A
A
A
JAKARTA - Integrasi ekonomi Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 secara umum dinilai akan menguntungkan sektor industri keuangan Indonesia.
Pasalnya, dengan perizinan investasi yang semakin terbuka dan arus perdagangan yang semakin kuat, MEA 2015 diyakini bakal membawa banyak manfaat.
"Meski tahun depan itu baru framework untuk integrasi ekonomi ASEAN, ini akan membawa efisiensi baik bagi negara intra maupun negara non-ASEAN. Akan banyak working progress di financial sector, even bisa men-drive pertumbuhan gross domestic product (GDP) di atas 5%," ujar Investor Sales Head Citi Indonesia Made Artha di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (17/11/2014)
Made mengatakan, dengan adanya ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA) yang memberikan fasilitasi, perlindungan investasi, serta promosi dan liberasisasi, Indonesia perlu mulai berpikir untuk melakukan outward outlook (proyeksi keluar), seperti yang dilakukan Singapura dan Malaysia.
"Singapura sudah agresif outlooking ke luar, ke negara-negara lebih maju, sementara Malaysia ingin ada di setiap negara, terakhir Maybank masuk ke Myanmar," ujarnya.
Dengan demikian, integrasi dan penetasi investor ASEAN dapat meningkatkan kapitalisasi pasar modal Indonesia yang baru memiliki 500-an emiten.
Di satu sisi, Indonesia masih perlu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) mengingat negara-negara yang memiliki banyak tenaga terdidik dan terampil seperti Singapura dan Malaysia bisa menjadi kompetitor utama Indonesia.
"Mereka punya expertise yang sudah maju dan SDM di pasar modal yang handal, profesional, atraktif dan tersertifikasi, kita belum," pungkasnya.
Pasalnya, dengan perizinan investasi yang semakin terbuka dan arus perdagangan yang semakin kuat, MEA 2015 diyakini bakal membawa banyak manfaat.
"Meski tahun depan itu baru framework untuk integrasi ekonomi ASEAN, ini akan membawa efisiensi baik bagi negara intra maupun negara non-ASEAN. Akan banyak working progress di financial sector, even bisa men-drive pertumbuhan gross domestic product (GDP) di atas 5%," ujar Investor Sales Head Citi Indonesia Made Artha di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (17/11/2014)
Made mengatakan, dengan adanya ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA) yang memberikan fasilitasi, perlindungan investasi, serta promosi dan liberasisasi, Indonesia perlu mulai berpikir untuk melakukan outward outlook (proyeksi keluar), seperti yang dilakukan Singapura dan Malaysia.
"Singapura sudah agresif outlooking ke luar, ke negara-negara lebih maju, sementara Malaysia ingin ada di setiap negara, terakhir Maybank masuk ke Myanmar," ujarnya.
Dengan demikian, integrasi dan penetasi investor ASEAN dapat meningkatkan kapitalisasi pasar modal Indonesia yang baru memiliki 500-an emiten.
Di satu sisi, Indonesia masih perlu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) mengingat negara-negara yang memiliki banyak tenaga terdidik dan terampil seperti Singapura dan Malaysia bisa menjadi kompetitor utama Indonesia.
"Mereka punya expertise yang sudah maju dan SDM di pasar modal yang handal, profesional, atraktif dan tersertifikasi, kita belum," pungkasnya.
(rna)