BBM Naik Rp2.000, Pemerintah Hemat Rp140 T di 2015
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengklaim bahwa pemerintah menghemat sebesar Rp110 triliun sampai Rp140 triliun di 2015, karena harga BBM naik Rp2.000 per liter.
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, penghematan ini didasarkan pada asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar (USD) dan harga minyak dunia.
"Diasumsi ini akan kritikan besaran saving, pasti variable dengan BBM. Yaitu harga minyak dan kurs," ujarnya di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Dia mengatakan, bahwa nilai tukar rupiah terhadap USD yang diasumsikan sebesar Rp11.900 per USD. Hal ini meskipun harusnya ada sentimen positif dari kenaikan BBM.
"Kurs kita Rp11.900 meskipun harusnya ada sentimen psotif dari kebijakan semalam. Tapi 2015 ada kenaikan fed rate. Ya kita siap kalau ada outflow. Bisa melemah ke Rp12.000. Tapi kita harap jangan," tambah dia.
Sementara, untuk harga minyak dunia, diasumsikan berada di bawah USD100 per barel.
"Harga minyak, saya sudah minta lihat semua forecast. Karena masih meraba, ada yang bilang akan landai, naik, dan ada yang bilang turun. Perkiraan awal akan ada di bawah USD105, atau bahkan di bawah USD100," pungkasnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, penghematan ini didasarkan pada asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar (USD) dan harga minyak dunia.
"Diasumsi ini akan kritikan besaran saving, pasti variable dengan BBM. Yaitu harga minyak dan kurs," ujarnya di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Dia mengatakan, bahwa nilai tukar rupiah terhadap USD yang diasumsikan sebesar Rp11.900 per USD. Hal ini meskipun harusnya ada sentimen positif dari kenaikan BBM.
"Kurs kita Rp11.900 meskipun harusnya ada sentimen psotif dari kebijakan semalam. Tapi 2015 ada kenaikan fed rate. Ya kita siap kalau ada outflow. Bisa melemah ke Rp12.000. Tapi kita harap jangan," tambah dia.
Sementara, untuk harga minyak dunia, diasumsikan berada di bawah USD100 per barel.
"Harga minyak, saya sudah minta lihat semua forecast. Karena masih meraba, ada yang bilang akan landai, naik, dan ada yang bilang turun. Perkiraan awal akan ada di bawah USD105, atau bahkan di bawah USD100," pungkasnya.
(izz)