Waduk Jatigede Siap Digenangi 1 Juli 2015
Kamis, 20 November 2014 - 20:29 WIB
Waduk Jatigede Siap Digenangi 1 Juli 2015
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menegaskan bahwa penggenangan Waduk Jatigede akan dilakukan pada 1 Juli 2015 mendatang. Namun sejak awal Januari, sudah dipersiapkan prosesnya.
Seperti diketahui, pembangunan Waduk Jatigede yang menjadi waduk terbesar nomor dua di Indonesia ini mangkrak lantaran pembebasan lahan yang tidak juga rampung.
"Penggenangan Insya Allah 1 Juli 2015. Januari persiapan. Mereka kan dibayar dulu, uang penanganan dampak sosial kemasyarakatan, mereka terus pindah," ujar dia di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (20/11/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, di wilayah tersebut juga ada situs budaya dan gardu-gardu PT PLN (Persero) yang perlu dipindahkan terlebih dahulu.
"Ada rumah-rumah, dirobohkan dulu rumahnya, diselesaikan. Kemudian ada hutan 1300 ha. Ada 860.000 pohon di situ ditebang dulu pohonnya oleh Perum Perhutani. Ketika situs sudah diamankan, rumah sudah dirobohkan, gardu PLN sudah dievakuasi, pohon-pohon sudah ditebang baru penggenangan," sebutnya.
Mengenai penebangan pohon yang dilakukan oleh PT Perhutani (Persero), Aher mengaku tidak ada kompensasi yang diberikan. Yang ada hanya penggantian lahan di beberapa lahan kehutanan.
"Tidak ada (kompensasi). Yang ada itu adalah penggantian lahan. Lahan kehutanan yang terpakai genangan diganti dengan hutan baru. Seluruhnya," jelasnya.
Dia mengatakan, lahan tersebut sebagian telah ada dan sebagian lagi masih dalam proses pencarian. Lahan tersebut berada di kawasan Sumedang dan di sekitaran waduk dengan luas 1.300 ha.
"Sudah ada sebagian. Sebagian masih dicari. Di kawasan Sumedang. Di sekitar waduk, 1.300 ha," tukasnya.
Seperti diketahui, pembangunan Waduk Jatigede yang menjadi waduk terbesar nomor dua di Indonesia ini mangkrak lantaran pembebasan lahan yang tidak juga rampung.
"Penggenangan Insya Allah 1 Juli 2015. Januari persiapan. Mereka kan dibayar dulu, uang penanganan dampak sosial kemasyarakatan, mereka terus pindah," ujar dia di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (20/11/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, di wilayah tersebut juga ada situs budaya dan gardu-gardu PT PLN (Persero) yang perlu dipindahkan terlebih dahulu.
"Ada rumah-rumah, dirobohkan dulu rumahnya, diselesaikan. Kemudian ada hutan 1300 ha. Ada 860.000 pohon di situ ditebang dulu pohonnya oleh Perum Perhutani. Ketika situs sudah diamankan, rumah sudah dirobohkan, gardu PLN sudah dievakuasi, pohon-pohon sudah ditebang baru penggenangan," sebutnya.
Mengenai penebangan pohon yang dilakukan oleh PT Perhutani (Persero), Aher mengaku tidak ada kompensasi yang diberikan. Yang ada hanya penggantian lahan di beberapa lahan kehutanan.
"Tidak ada (kompensasi). Yang ada itu adalah penggantian lahan. Lahan kehutanan yang terpakai genangan diganti dengan hutan baru. Seluruhnya," jelasnya.
Dia mengatakan, lahan tersebut sebagian telah ada dan sebagian lagi masih dalam proses pencarian. Lahan tersebut berada di kawasan Sumedang dan di sekitaran waduk dengan luas 1.300 ha.
"Sudah ada sebagian. Sebagian masih dicari. Di kawasan Sumedang. Di sekitar waduk, 1.300 ha," tukasnya.
(gpr)
