KA Komuter Gubug-Weleri Berhenti Operasi

Rabu, 26 November 2014 - 01:19 WIB
KA Komuter Gubug-Weleri Berhenti Operasi
KA Komuter Gubug-Weleri Berhenti Operasi
A A A
SEMARANG - Kereta Api Komuter Kedungsepur yang mengambil rute Gubug (kabupaten Grobogan) -Weleri (Kabupaten Kendal), akhirnya dihentikan operasionalnya. Pengentian operasional sudah dilakukan sejak sepekan terakhir.

Penghentian operasional KA komuter, ini karena sejak awal diluncurkan tepatnya pada Minggu (28/9) lalu hingga saat ini, ternyata belum diminat masyarakat terutama pekerja yang ada di daerah Gubug dan Weleri. Alhasil, setiap hari okupansinya sangat minim sekali.

Humas Daop IV Semarang Suprapto mengakui penghentian operasional Komuter Kedungsepur. Dijelaskannya, PT KAI belum bisa memastikan kapan bakal kembali mengoprasikan Komuter Kedungsepur. PT KAI masih mencari formula terbaik, dan masih ditata ulang, supaya Komuter benar-benar dimintai sehingga okupansinya memuaskan.

Disisi lain pengentian juga sembari menunggu subsidi dari kemeterian perhubungan yang rencanya akan direalisasikan pada awal Tahun mendatang.

“Penghentian ini sekaligus untuk menunggu PSO (subsidi), di awal Januari mendatang,” katanya, Selasa (25/11/2014).

Sebenarnya dari sisi Jadwal keberangkatan KA, sudah disesuaikan dengan jadwal keberangkatan kerja. Sesuai dengan jadwal, KA akan berangkat dari Stasiun Gubug pada pukul 06.00, dan akan sampai di stasiun Poncol Semarang, pada pukul 06.43. Dengan jadwal tersebut, maka para pekerja dari Gubug tidak akan terlambat masuk kerja.

Sementara untuk pulang kerja, para pekerja juga tetap bisa memanfaatkan moda KA, karena keberangkatan komuter ini dari Stasiun Poncol pukul 17.10 yang artinya jika pekerja selesai pekerjaan, pukul 16.00 masih ada waktu untuk menuju Stasiun Pocol.

Hanya saja, untuk pekerja yang dari Weleri, Kabupaten Kendal, memang bisa menikmati karena waktu keberangkatan dari Stasiun Weleri berangkat pada pukul 7.50 dan baru akan sampai Semarang pada pukul 8.32. Dengan kata lain bagi pekerja kantoran tentu akan terlambat masuk kantor jika menggunakan moda KA.

Yang menjadi problem belum diminatinya, komuter kedungsepur, tidak lepas dari masih mahalnya harga tiket untuk sekali jalan yakni sebesar Rp15 ribu per orang. Dengan harga tiket tersebut, pekerja dari Gubug merasa masih terlalu keberatan, karena jika dibandingkan dengan naik sepeda motor lebih menghemat naik sepeda motor.

Munir,32, warga Gubug mengaku, harga tiket yang ditetapkan oleh PT KAI masih tertalu tinggi. Apalagi tiket tersebut berlaku flat, yang artinya jauh dekat harganya sama. “Ya mendingan naik sepeda motor, Rp15 ribu sudah bisa pulang pergi,” ketusnya.

Oleh karena itu warga sangat mengharapkan, PT KAI memberlakukan tiket dengan harga yang lebih terjangkau.”Saya pernah mencoba sekali karena penasaran. Dan memang kondisi Keretanya sangat bagus dan nyaman, tapi kalau dengan harga tiket semahal itu tetap keberatan,” imbuhnya.

Pengamat Transportasi Universitas Katholik (Unika) Soegijapranta Djoko Stijowarno mengungkapkan, tarif sebesar Rp15 ribu sangat tidak menarik bagi masyarkat terutama pekerja. Oleh karena itu, masyarakat belum begitu tertarik menggunakan moda Komuter untuk berangkat kerja.

Dikatakannya, sebenarya PT KAI tidak perlu menghentikan operasional komuter kedungsepur. Karena, sebenarnya KA Komuter bisa mendapatkan Subsidi dari pemerintah. Tidak hanya pemerintah pusat tetapi juga bisa ke pemerintah daerah.

Berdasarkan UU nomer 23 tahun 2007 tentang perkretaapian, pemerintah bisa memberikan PSO atau Subsidi terhadap KA yang dianggap Perintis.

“Kebetulan saat ini pemerintah menghapus PSO untuk KA ekonomi jarak jauh, dan hanya memberikan subsidi hanya ekonomi lokal. Selain itu juga bisa meminta subsidi dari pemerintah provinsi Jateng,” katanya.

Oleh karena itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo diharapkan proaktif, karena dana subsidi sudah ada di pusat, dan pemerintah daerah tinggal mengajukan permohonan subsidi untuk KA Komuter.

“Kalau ada subsidi harga tiket bisa menjadi Rp3.000. Dengan harga subsidi tersebut, maka dipastikan komuter akan mampu menjadi transportasi pilihan masyarakat,” tandasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5156 seconds (0.1#10.140)