Samsung Jual Unit Petrokimia dan Pertahanan
A
A
A
SEOUL - Samsung Group kemarin mengumumkan penjualan saham di unit bisnis petrokimia dan pertahanan senilai USD1,7 miliar.
Penjualan ini merupakan bagian upaya restrukturisasi yang dilakukan raksasa Korea Selatan (Korsel) itu menjelang suksesi kepemimpinan. “Penjualan unit bisnis itu kepada konglomerat Hanwha yang mengelola holding petrokimia, diperkirakan selesai pada semester I/2015,” ungkap pernyataan Samsung, dikutip kantor berita AFP .
Kesepakatan itu melibatkan Samsung Electronics dan unit bisnis lainnya yang menjual gabungan saham di perusahaan pertahanan Samsung Techwin dan Samsung General Chemicals. Sebanyak 50% saham yang dipegang Samsung General Chemicals di perusahaan patungan dengan raksasa energi Prancis, Total, yang disebut Samsung Total, juga dijual pada Hanwha. Penjualan juga dilakukan pada 50% saham Samsung Techwin pada perusahaan patungan dengan perusahaan pertahanan Prancis, Thales.
Ini menandai penjualan pertama unit bisnis Samsung sejak grup itu terpaksa melepas unit produsen mobilnya pada 1997 saat krisis keuangan Asia. Samsung terdiri atas puluhan unit bisnis termasuk Samsung Electronics yang menjadi produsen smartphone dan televisi terbesar di dunia, dengan pendapatan total setara dengan 20% output ekonomi tahunan Korsel. Grup yang dikelola keluarga itu sekarang dipimpin oleh Lee Kun-hee.
Mereka telah memecah beberapa unit utama dan menjadikannya perusahaan publik dalam beberapa tahun terakhir. Langkah itu dilakukan saat dia bersiap menyerahkan kepemimpinan perusahaan pada anaknya, J Y Lee. Perusahaan itu telah lama mendapat tekanan pemerintah Korsel agar mengurai kepemilikan saham yang sangat rumit dan menjadikan struktur perusahaan lebih transparan. Pengumuman penjualan unit bisnis Samsung, kemarin, menunjukkan keinginan perusahaan itu agar menjadi lebih ramping sehingga dapat berkonsentrasi pada unit penghasil laba utama.
“Kesepakatan ini menunjukkan Samsung ingin melepas unit-unit noninti yang tidak cukup kompetitif secara global dan dapat fokus pada bisnis kunci seperti elektronik, keuangan, konstruksi, dan engineering ,” ungkap Kim Ji-san, analis dari Kium Securities yang berbasis di Seoul. Samsung Techwin merupakan pengembang peralatan keamanan dan teknologi antariksa. Perusahaan itu melaporkan laba bersih 133 miliar won tahun lalu, tapi mengumpulkan kerugian bersih 14,5 miliar won pada kuartal I/2014.
Restrukturisasi Samsung tidak selalu berjalan mulus. Pekan lalu grup tersebut membatalkan merger antara dua unit bisnis yakni Samsung Heavy Industries dan Samsung Engineering karena masalah pembelian saham kembali dari para pemegang saham yang menolak kesepakatan itu. Sementara, Samsung Electronics membukukan laba kuartalan terkecil dalam tiga tahun pada kuartal III/2014 saat bisnis smartphone mendapat saingan dari iPhone6 Apple dan para produsen China.
Laba bersih raksasa elektronik Korea Selatan (Korsel) itu mencapai 4,22 triliun won pada kuartal III/2014, menandai penurunan dramatis 48,8% dari tahun lalu. Ini merupakan data terendah sejak kuartal IV/2011. “Laba operasional juga turun 60% dari tahun lalu menjadi 4,06 triliun won, adapun penjualan melemah 20% menjadi 47,4 triliun won,” papar pernyataan Samsung, dikutip kantor berita AFP .
Syarifudin
Penjualan ini merupakan bagian upaya restrukturisasi yang dilakukan raksasa Korea Selatan (Korsel) itu menjelang suksesi kepemimpinan. “Penjualan unit bisnis itu kepada konglomerat Hanwha yang mengelola holding petrokimia, diperkirakan selesai pada semester I/2015,” ungkap pernyataan Samsung, dikutip kantor berita AFP .
Kesepakatan itu melibatkan Samsung Electronics dan unit bisnis lainnya yang menjual gabungan saham di perusahaan pertahanan Samsung Techwin dan Samsung General Chemicals. Sebanyak 50% saham yang dipegang Samsung General Chemicals di perusahaan patungan dengan raksasa energi Prancis, Total, yang disebut Samsung Total, juga dijual pada Hanwha. Penjualan juga dilakukan pada 50% saham Samsung Techwin pada perusahaan patungan dengan perusahaan pertahanan Prancis, Thales.
Ini menandai penjualan pertama unit bisnis Samsung sejak grup itu terpaksa melepas unit produsen mobilnya pada 1997 saat krisis keuangan Asia. Samsung terdiri atas puluhan unit bisnis termasuk Samsung Electronics yang menjadi produsen smartphone dan televisi terbesar di dunia, dengan pendapatan total setara dengan 20% output ekonomi tahunan Korsel. Grup yang dikelola keluarga itu sekarang dipimpin oleh Lee Kun-hee.
Mereka telah memecah beberapa unit utama dan menjadikannya perusahaan publik dalam beberapa tahun terakhir. Langkah itu dilakukan saat dia bersiap menyerahkan kepemimpinan perusahaan pada anaknya, J Y Lee. Perusahaan itu telah lama mendapat tekanan pemerintah Korsel agar mengurai kepemilikan saham yang sangat rumit dan menjadikan struktur perusahaan lebih transparan. Pengumuman penjualan unit bisnis Samsung, kemarin, menunjukkan keinginan perusahaan itu agar menjadi lebih ramping sehingga dapat berkonsentrasi pada unit penghasil laba utama.
“Kesepakatan ini menunjukkan Samsung ingin melepas unit-unit noninti yang tidak cukup kompetitif secara global dan dapat fokus pada bisnis kunci seperti elektronik, keuangan, konstruksi, dan engineering ,” ungkap Kim Ji-san, analis dari Kium Securities yang berbasis di Seoul. Samsung Techwin merupakan pengembang peralatan keamanan dan teknologi antariksa. Perusahaan itu melaporkan laba bersih 133 miliar won tahun lalu, tapi mengumpulkan kerugian bersih 14,5 miliar won pada kuartal I/2014.
Restrukturisasi Samsung tidak selalu berjalan mulus. Pekan lalu grup tersebut membatalkan merger antara dua unit bisnis yakni Samsung Heavy Industries dan Samsung Engineering karena masalah pembelian saham kembali dari para pemegang saham yang menolak kesepakatan itu. Sementara, Samsung Electronics membukukan laba kuartalan terkecil dalam tiga tahun pada kuartal III/2014 saat bisnis smartphone mendapat saingan dari iPhone6 Apple dan para produsen China.
Laba bersih raksasa elektronik Korea Selatan (Korsel) itu mencapai 4,22 triliun won pada kuartal III/2014, menandai penurunan dramatis 48,8% dari tahun lalu. Ini merupakan data terendah sejak kuartal IV/2011. “Laba operasional juga turun 60% dari tahun lalu menjadi 4,06 triliun won, adapun penjualan melemah 20% menjadi 47,4 triliun won,” papar pernyataan Samsung, dikutip kantor berita AFP .
Syarifudin
(ars)