Pemerintah Optimis Kuota BBM Subsidi Aman
Pemerintah Optimis Kuota BBM Subsidi Aman
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimis kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tak akan terlampaui alias aman.
Hal ini didasari dari langkah pemerintah yang telah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter.
Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin menuturkan, PT Pertamina (Persero) dan Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bakal melakukan pembahasan lebih lanjut terkait potensi jebolnya kuota BBM bersubsidi.
Dari hasil ini, pihaknya optimis over kuota tak akan terjadi. "Mereka sedang mau bahas. Lagian siapa bilang jebol?" ujar dia di Jakarta, Senin (1/12/2014).
Namun, pihaknya belum bisa memastikan kuota BBM bersubsidi 46 juta kilo liter (kl) bisa terpenuhi sampai akhir tahun. "Kalau itu tanya BPH Migas saja," udapnya.
BPH Migas memproyeksikan kuota BBM bersubsidi akan terlampaui sebesar 1 juta kl, lebih rendah 300.000 dari perkiraan Pertamina 1,3 juta kl.
Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng mengatakan, tren pengalihan penggunaan BBM bersubsidi ke non subsidi menjadi indikator utama dari proyeksi tersebut.
"Ada sekitar 4%-6% yang pindah ke Pertamax. Itu kan pasti ada kepotong. Jadi kalau hitungan kasar ya bisa 1 juta kl," tutupnya.
Hal ini didasari dari langkah pemerintah yang telah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter.
Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin menuturkan, PT Pertamina (Persero) dan Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bakal melakukan pembahasan lebih lanjut terkait potensi jebolnya kuota BBM bersubsidi.
Dari hasil ini, pihaknya optimis over kuota tak akan terjadi. "Mereka sedang mau bahas. Lagian siapa bilang jebol?" ujar dia di Jakarta, Senin (1/12/2014).
Namun, pihaknya belum bisa memastikan kuota BBM bersubsidi 46 juta kilo liter (kl) bisa terpenuhi sampai akhir tahun. "Kalau itu tanya BPH Migas saja," udapnya.
BPH Migas memproyeksikan kuota BBM bersubsidi akan terlampaui sebesar 1 juta kl, lebih rendah 300.000 dari perkiraan Pertamina 1,3 juta kl.
Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng mengatakan, tren pengalihan penggunaan BBM bersubsidi ke non subsidi menjadi indikator utama dari proyeksi tersebut.
"Ada sekitar 4%-6% yang pindah ke Pertamax. Itu kan pasti ada kepotong. Jadi kalau hitungan kasar ya bisa 1 juta kl," tutupnya.
(izz)
Explore More