Anak Usaha Jababeka Akuisisi Saefer General Food
Anak Usaha Jababeka Akuisisi Saefer General Food
A
A
A
JAKARTA - PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melalui anak usahanya PT Indocargomas Persada telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) saham dengan PT Saefer General Foods.
Wakil Direktur Utama KIJA Tedjo Budianto Liman mengatakan penandatanganan kedua perusahaan telah dilakukan pada 3 Desember 2014. Untuk diketahui PT Saefer General Food (SGF) merupakan anak usaha PT Saefer Lumina Capital (SLC) yaitu perusahaan yang didirikan oleh Hary Wong Sudarwo (HWS).
"Berdasarkan perjanjian pengikatan jual beli saham tersebut, SLC dan HWS antara lain telah sepakat untuk menjual saham-saham SGF kepada Indocargo dan nantinya setelah dilaksanakannya jual beli saham SGF, Indocargo akan menjadi pemegang saham mayoritas di SGF dan sisanya akan dipegang oleh SLC," kata Tedjo dalam rilisnya, Jumat (5/12/2014).
Dia juga menjelaskan, penandatanganan akta jual beli atas saham ini akan dilaksanakan setelah dipenuhinya persyaratan-persyaratan sebagaimana diatur dalam PPJB saham.
"Nilai transaksi sebagaimana dimaksud di atas tidak melebihi 20% dari ekuitas perseroan, sehingga transaksi tersebut bukan merupakan transaksi material," imbuhnya.
Wakil Direktur Utama KIJA Tedjo Budianto Liman mengatakan penandatanganan kedua perusahaan telah dilakukan pada 3 Desember 2014. Untuk diketahui PT Saefer General Food (SGF) merupakan anak usaha PT Saefer Lumina Capital (SLC) yaitu perusahaan yang didirikan oleh Hary Wong Sudarwo (HWS).
"Berdasarkan perjanjian pengikatan jual beli saham tersebut, SLC dan HWS antara lain telah sepakat untuk menjual saham-saham SGF kepada Indocargo dan nantinya setelah dilaksanakannya jual beli saham SGF, Indocargo akan menjadi pemegang saham mayoritas di SGF dan sisanya akan dipegang oleh SLC," kata Tedjo dalam rilisnya, Jumat (5/12/2014).
Dia juga menjelaskan, penandatanganan akta jual beli atas saham ini akan dilaksanakan setelah dipenuhinya persyaratan-persyaratan sebagaimana diatur dalam PPJB saham.
"Nilai transaksi sebagaimana dimaksud di atas tidak melebihi 20% dari ekuitas perseroan, sehingga transaksi tersebut bukan merupakan transaksi material," imbuhnya.
(gpr)
Explore More