Jamu Jago Bukukan Rekor Muri
A
A
A
MAGELANG - PT Jamu Jago membukukan rekor dalam Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri), untuk kategori kriteria unik di Magelang, Minggu (7/12/2014).
Bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang sebagai pemrakarsa, PT Taman Wisata Candi Borobudur-Prambanan-Ratu Boko sebagai penyelenggara, serta Galeri Unik dan Seni Indonesia sebagai pendukung, perusahaan yang mengembangkan jamu tradisional alami ini mencatatkan kegiatan Parade dan Karnaval Kesenian Ratu Jamu Gendong yang digelar dalam rangkaian Grand Final Ratu Jamu Gendong dan Jamu Gendong Teladan 2014, sebagai kategori kriteria unik dengan urutan rekor ke-6769.
Sekitar 200 orang turut memeriahkan kegiatan Parade dan Karnaval Kesenian Ratu Jamu Gendong tersebut. Termasuk di dalamnya para finalis Ratu Jamu Gendong maupun Jamu Gendong Teladan 2014, yang berkolaborasi dengan para seniman Borobudur. Seperti kuda lumping, topeng ireng, campur soreng, maupun topeng sandana. Dengan rute sekitar satu kilometer (km), dari Candi Pawon sampai dengan Candi Borobudur.
"Melihat ada perpaduan, pada warisan budaya bangsa (Indonesia) candi dan jamu, yang nggak ada di tempat lain. (Sekaligus menjadi) peristiwa (pemilihan Ratu) Jamu Gendong pertama di Candi borobudur, belum ada demikian (selama ini). Penghargaan ini diberikan kepada tiga pihak baik pemrakarsa, penyelenggara maupun pendukung, dan mencatat kegiatan ini pada urutan rekor ke-6769 dengan kriteria," ujar Senior Manager Muri Paulus Pangka, Minggu (7/12/2014).
Direktur Utama PT Jamu Jago Ivana Suprana mengatakan, selain pelaksanaan kompetisi dan launching produk terbaru dari Buyung Upik Masuk Angin (Buma), pihaknya juga menggandeng seniman-seniman Borobudur untuk menyabet rekor Muri. Yang dimeriahkan dengan arak-arakan seni budaya. Macam gunungan setinggi dua meter, yang di dalamnya terdapat bahan-bahan dasar dari jamu tradisional.
Disusul dengan para finalis Ratu Jamu Gendong dan Jamu Gendong Teladan yang diarak dengan menggunakan andong. Tidak ketinggalan para seniman Borobudur lainnya yang juga ikut memeriahkan arak-arakan tersebut. Diharapkan lewat kegiatan ini, bisa memasyarakatkan jamu tradisional kepada khalayak luas.
Bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang sebagai pemrakarsa, PT Taman Wisata Candi Borobudur-Prambanan-Ratu Boko sebagai penyelenggara, serta Galeri Unik dan Seni Indonesia sebagai pendukung, perusahaan yang mengembangkan jamu tradisional alami ini mencatatkan kegiatan Parade dan Karnaval Kesenian Ratu Jamu Gendong yang digelar dalam rangkaian Grand Final Ratu Jamu Gendong dan Jamu Gendong Teladan 2014, sebagai kategori kriteria unik dengan urutan rekor ke-6769.
Sekitar 200 orang turut memeriahkan kegiatan Parade dan Karnaval Kesenian Ratu Jamu Gendong tersebut. Termasuk di dalamnya para finalis Ratu Jamu Gendong maupun Jamu Gendong Teladan 2014, yang berkolaborasi dengan para seniman Borobudur. Seperti kuda lumping, topeng ireng, campur soreng, maupun topeng sandana. Dengan rute sekitar satu kilometer (km), dari Candi Pawon sampai dengan Candi Borobudur.
"Melihat ada perpaduan, pada warisan budaya bangsa (Indonesia) candi dan jamu, yang nggak ada di tempat lain. (Sekaligus menjadi) peristiwa (pemilihan Ratu) Jamu Gendong pertama di Candi borobudur, belum ada demikian (selama ini). Penghargaan ini diberikan kepada tiga pihak baik pemrakarsa, penyelenggara maupun pendukung, dan mencatat kegiatan ini pada urutan rekor ke-6769 dengan kriteria," ujar Senior Manager Muri Paulus Pangka, Minggu (7/12/2014).
Direktur Utama PT Jamu Jago Ivana Suprana mengatakan, selain pelaksanaan kompetisi dan launching produk terbaru dari Buyung Upik Masuk Angin (Buma), pihaknya juga menggandeng seniman-seniman Borobudur untuk menyabet rekor Muri. Yang dimeriahkan dengan arak-arakan seni budaya. Macam gunungan setinggi dua meter, yang di dalamnya terdapat bahan-bahan dasar dari jamu tradisional.
Disusul dengan para finalis Ratu Jamu Gendong dan Jamu Gendong Teladan yang diarak dengan menggunakan andong. Tidak ketinggalan para seniman Borobudur lainnya yang juga ikut memeriahkan arak-arakan tersebut. Diharapkan lewat kegiatan ini, bisa memasyarakatkan jamu tradisional kepada khalayak luas.
(gpr)