JK: Indonesia Selalu Buang Waktu Jadi Negara Maju
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, Indonesia selama ini selalu membuang waktu untuk menjadi negara maju. Padahal, sumber daya alam (SDA) Indonesia sejak dulu sangat berlimpah dan mampu digunakan untuk menyejahterakan masyarakat.
Dia mengisahkan, Indonesia pada 1960-an telah membuang waktu untuk menjadi negara maju, dengan potensi SDA berupa kayu.
"Kita berkali-kali punya kesempatan maju. Pada tahun 1960-1970an era kayu, banyak semua pengusaha kayu, itu potensinya besar, tapi jutaan pohon kita tebang tanpa ada manfaat. Yang kita dapatkan hanya banjir-banjir sekarang ini. Kita (pengusaha) tinggalkan dosa yang besar," ujar JK saat membuka acara Rapimnas Kadin 2014 di Pullman Hotel, Jakarta, Senin (8/12/2014).
Dia melanjutkan, kesempatan kedua yang disia-siakan Indonesia adalah ketika pengusaha Indonesia banyak yang menggeluti usaha di sektor mineral dan batu bara (minerba) serta minyak dan gas (migas).
"Banyak juga yang jadi pengusaha tambang, sepertinya dulu ini yang paling hebat. Tapi apa sekarang? Lingkungan kita habis seperti sekarang ini," tambahnya.
Karena itu, dia menekankan kepada para pengusaha agar memakai perhitungan proses yang benar dalam menjalankan usahanya. Dengan demikian, potensi SDA yang ada tidak terbuang sia-sia.
"Maka dari itu, kita harus pakai proses, jangan ambil SDA-nya saja. Sama seperti ikan, jangan ambil ikan terus, tapi kita impor juga, habis semua nanti. Kita harus tegas semua. Kita tidak akan mundur untuk pembangunan nasional," tandas JK.
Dia mengisahkan, Indonesia pada 1960-an telah membuang waktu untuk menjadi negara maju, dengan potensi SDA berupa kayu.
"Kita berkali-kali punya kesempatan maju. Pada tahun 1960-1970an era kayu, banyak semua pengusaha kayu, itu potensinya besar, tapi jutaan pohon kita tebang tanpa ada manfaat. Yang kita dapatkan hanya banjir-banjir sekarang ini. Kita (pengusaha) tinggalkan dosa yang besar," ujar JK saat membuka acara Rapimnas Kadin 2014 di Pullman Hotel, Jakarta, Senin (8/12/2014).
Dia melanjutkan, kesempatan kedua yang disia-siakan Indonesia adalah ketika pengusaha Indonesia banyak yang menggeluti usaha di sektor mineral dan batu bara (minerba) serta minyak dan gas (migas).
"Banyak juga yang jadi pengusaha tambang, sepertinya dulu ini yang paling hebat. Tapi apa sekarang? Lingkungan kita habis seperti sekarang ini," tambahnya.
Karena itu, dia menekankan kepada para pengusaha agar memakai perhitungan proses yang benar dalam menjalankan usahanya. Dengan demikian, potensi SDA yang ada tidak terbuang sia-sia.
"Maka dari itu, kita harus pakai proses, jangan ambil SDA-nya saja. Sama seperti ikan, jangan ambil ikan terus, tapi kita impor juga, habis semua nanti. Kita harus tegas semua. Kita tidak akan mundur untuk pembangunan nasional," tandas JK.
(rna)