Properti di Kawasan Reklamasi untuk Atasi Keterbatasan Lahan
A
A
A
PROPERTI dan infrastruktur menjadi salah satu sektor industri paling berkembang selain sektor strategis lainnya.
Lembaga riset properti Jones Lang Lasalle memprediksi, sektor properti akan kembali tumbuh mulai tahun depan. Kebutuhan akan ruang kantor, perumahan, dan pusat perbelanjaan yang saat ini melemah tahun depan akan secara bertahap kembali meningkat. Meski dibayangi perlambatan yang diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir 2014, realisasi investasi di sektor properti selama semester I/2014 tercatat Rp9,2 triliun.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, jumlah tersebut berasal dari investasi asing senilai USD403,3 juta. Sedangkan, investasi dalam negeri mencapai Rp4,6 triliun. Seluruh nilai investasi tersebut direalisasikan dalam 180 proyek properti, mencakup perumahan (real estat), kawasan industri, dan perkantoran terkait aktivitas bisnis yang tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Dalam Seminar Sehari yang digelar oleh majalah Property& Bank bertema “Outlook Properti 2015: Geliat Investasi di Tengah Kelangkaan Lahan “ sejumlah persoalan yang bakal dihadapi para pengembang properti di Indonesia pada masa mendatang yakni terbatasnya lahan. CEO Keller Williams Indonesia Tonny Eddy menyoroti kelangkaan lahan ini dengan banyaknya pembangunan properti yang memiliki hubungan yang erat dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015.
“Saat ini lahan di pusat kota semakin terbatas,” terangnya. Keterbatasan lahan untuk pengembangan properti di Jakarta mendorong developer melakukan reklamasi pantai menjadi daratan.
Direktur Agung Podomoro Land (APL) Matius Jusuf mengatakan, salah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan lahan di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya adalah dengan melakukan reklamasi pantai. Khusus di Jakarta, pengembangan proyek di Jakarta Selatan sudah tidak mungkin lagi karena menjadi daerah resapan air dan penahan banjir.
Anton c
Lembaga riset properti Jones Lang Lasalle memprediksi, sektor properti akan kembali tumbuh mulai tahun depan. Kebutuhan akan ruang kantor, perumahan, dan pusat perbelanjaan yang saat ini melemah tahun depan akan secara bertahap kembali meningkat. Meski dibayangi perlambatan yang diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir 2014, realisasi investasi di sektor properti selama semester I/2014 tercatat Rp9,2 triliun.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, jumlah tersebut berasal dari investasi asing senilai USD403,3 juta. Sedangkan, investasi dalam negeri mencapai Rp4,6 triliun. Seluruh nilai investasi tersebut direalisasikan dalam 180 proyek properti, mencakup perumahan (real estat), kawasan industri, dan perkantoran terkait aktivitas bisnis yang tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Dalam Seminar Sehari yang digelar oleh majalah Property& Bank bertema “Outlook Properti 2015: Geliat Investasi di Tengah Kelangkaan Lahan “ sejumlah persoalan yang bakal dihadapi para pengembang properti di Indonesia pada masa mendatang yakni terbatasnya lahan. CEO Keller Williams Indonesia Tonny Eddy menyoroti kelangkaan lahan ini dengan banyaknya pembangunan properti yang memiliki hubungan yang erat dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015.
“Saat ini lahan di pusat kota semakin terbatas,” terangnya. Keterbatasan lahan untuk pengembangan properti di Jakarta mendorong developer melakukan reklamasi pantai menjadi daratan.
Direktur Agung Podomoro Land (APL) Matius Jusuf mengatakan, salah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan lahan di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya adalah dengan melakukan reklamasi pantai. Khusus di Jakarta, pengembangan proyek di Jakarta Selatan sudah tidak mungkin lagi karena menjadi daerah resapan air dan penahan banjir.
Anton c
(ars)