Properti Apartemen Semakin Diburu
A
A
A
Tidak hanya di Jakarta, pemilikan hunian vertikal semacam apartemen dan kondominium mulai dirasa penting oleh masyarakat elite urban di kota-kota besar di Indonesia.
Ini tak lain karena ketersediaan lahan untuk rumah tapak mulai terbatas, sementara kebutuhan tempat tinggal bagi kaum elite tersebut juga tinggi. Salah satu pengembang yang melihat potensi tersebut adalah PT Riyadh Group Indonesia. Lewat anak usahanya, PT Lima Putra Realti, Riyadh Group mencoba peruntungan dengan mengembangkan Setiabudi Condominium dan proyek apartemen di Medan, Sumatera Utara.
Proyek yang membidik pasar menengah itu menyedot investasi sekitar Rp300 miliar. ”Karena, Medan adalah lokasi pengembangan. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis di sini semakin pesat, terutama sejak adanya Kuala Namu International Airport, ini menjadi semacam trigger strategi perkuatan konektivitas nasional dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),” kata Direktur Utama PT Lima Putra Realti Bally Saputra.
Berjarak hanya 1 kilometer dari area kampus Universitas Sumatera Utara (USU), lanjut Bally, dia optimistis proyek tersebut dapat diserap pasar, terutama kalangan mahasiswa. Lokasi proyek di Jalan Pertambangan itu diharapkan bisa menjadi potensi investasi di sektor apartemen untuk kalangan menengah, khususnya mahasiswa. ”Cocok untuk investasi, apalagi unit apartemen di sini akan diramaikan oleh market penyewa dari kalangan mahasiswa,” ujarnya.
Tak jauh dari lokasi apartemen tersebut, akan dibangun akses tol menuju Kuala Namu International Airport. Pembangunan akses tol tersebut akan berdekatan dengan lokasi Setiabudi Condominium dan diharapkan mendongkrak nilai properti ini. ”Saya prediksi, kenaikannya bisa mencapai 20 sampai 30% per tahun,” kata Bally. Setiabudi Condominium ditawarkan dalam dua tipe, satu kamar tidur dan dua kamar tidur dengan harga sekitar Rp12 juta per meter persegi.
Proyek ini terdiri atas tiga menara dengan total 848 unit apartemen yang dibangun pada 14 lantai apartemen. ”Tapi, tiap menara akan dibangun seolah memiliki tampilan seperti dua menara dengan area penghubung di tiap menara,” papar Bally.
Demi memanjakan pangsa pasar kalangan mahasiswa, Bally mengungkapkan, kondominium ini akan dilengkapi beragam fasilitas yang bisa dimanfaatkan segmen pasar tersebut. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain resto dan kafe, laundry, mesin anjungan tunai mandiri (ATM), aksesfree wi-fi, dan minimarket. Apartemen ini juga menyediakan aula pertemuan dan fasilitas pendukung kebutuhanlifestyle penghuninya.
”Proyek ini memang menyasar kalangan menengah, tapi dilengkapi dengan fasilitas sekelas bintang lima,” sebutnya. Wakil Direktur Utama PT Lima Putra Realti Hartford Brahmana menambahkan, pangsa pasar pelaku usaha yang berasal dari luar Kota Medan juga dapat menghidupkan transaksi penjualan unit Setiabudi Condominium.
”Sebagai sentra ekonomi dan bisnis terdepan di Pulau Sumatera, tentu Kota Medan menjadi magnet bagi lalu lintas aktivitas perdagangan dan bisnis. Ini menciptakan peluang pasar bagi pengembangan properti apartemen,” urainya. PT Lima Putra Realti adalah anak usaha PT Riyadh Group Indonesia. Selain di Medan, Riyad Group Indonesia juga berniat menggarap properti Anai Golf and Mountain Resort di Lembah Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Proyek seluas 400 hektare ini diperkirakan menyerap investasi hingga Rp10 triliun. Proyek mixed use Anai Golf and Resort ini merupakan proyek terbesar yang digarap perusahaan ini. Guna merampungkan proyek tersebut membutuhkan waktu selama 10 tahun, sedangkan peluncuran proyek dilakukan tahun ini. Dalam menggarap Anai Golf & Mountain Resort, Riyadh Group menggandeng PT Andalas Anaipermai International.
Di proyek properti terpadu ini bakal hadir 25.000 unit kondotel, apartemen, rumah tapak, perkantoran, tempat wisata, dan resor. Selain itu, akan dibangun pusat kebudayaan, pabrik pembuatan rendang terbesar, dan fasilitas komersial lainnya. Balikpapan, Kalimantan Timur, juga tengah dilirik pengembang properti.
Salah satunya PT Pancanaka Samakta, pengembang apartemen LA City di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, dan beberapa proyek lain di Jabodetabek, yang telah meluncurkan proyek apartemen Vista Verde di Jalan Siaga, Gunung Malang, Balikpapan, sekitar lima kilometer dari Bandara Sepinggan. Vista Verde terdiri atas dua tower apartemen setinggi 16 lantai yang berdiri di atas lahan dua hektare.
Masing-masing tower mencakup 400 unit hunian. Menurut Yayan Trisnapermana, Marketing Manager Pancanaka, Vista Verde yang mulai dipasarkan Oktober 2014 ditawarkan dengan harga perdana yang sangat kompetitif, sekitar Rp12-13 juta per meter persegi. ”Potensi kenaikannya mencapai 4% per bulan, jadi pembeli pertama untung,” ungkapnya.
Rendra hanggara
(ars)