Bisnis Ritel Online Prospektif
A
A
A
JAKARTA - Pelaku industri e-commerce optimistis menatap peluang di tahun depan. Sebab, bisnis ritel secara online diproyeksikan masih memiliki ruang tumbuh hingga tiga kali lipat di dalam negeri.
Wakil Ketua Umum Asosiasi ECommerce Indonesia (ideA) Budi Gandasoebrata mengatakan, didukung perekonomian nasional yang masih bisa tumbuh di atas 5%, Indonesia memiliki modal besar dalam industri ritel online .
Pasalnya, hal itu memastikan daya beli masyarakat masih cukup tinggi. Prospektifnya, pasar ritel online nasional juga terlihat dari semakin aktifnya pemain asing semacam Alibaba atau ebay di dalam negeri. ”Saya yakin kita akan segera memiliki toko online yang berpengaruh secara regional. Investasi akan terus masuk ke industri ini, baik di online marketplace ataupun langsung ke UKM (usaha kecil menengah),” ujar Budi dalam jumpa pers ”Hari Belanja Online Nasional 2014” di Jakarta, kemarin.
Dia menilai, secara umum industri online lokal telah siap menghadapi era perdagangan bebas saat diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di pengujung 2015. Era ini menurutnya akan menjadi peluang baru, kendati selama ini industri tersebut tidak mengenal batas negara.
”Secara umum industri ini sudah siap menghadapi MEA. Transaksi semakin lancar dan dipercaya masyarakat. Dan saya tidak lagi khawatir dengan logistik yang bisa melayani pembelian dari ujung ke ujung,” ujarnya. Dari sisi produk yang ditawarkan, Indonesia juga tak kalah saing dengan negara-negara di satu kawasan. Produk yang ditawarkan di industri ini menurutnya semakin beragam, tidak lagi sekadar fashion atau pun elektronik.
Di sisi lain, produk- produk Indonesia juga tidak kalah bahkan lebih menarik dibanding produk dari Malaysia, Vietnam, dan Kamboja. Industri e-commerce Indonesia menurutnya diperkirakan tumbuh hingga USD25 miliar atau Rp300 triliun dalam dua tahun ke depan. Ini berbarengan dengan perkembangan masyarakat Indonesia yang sudah semakin banyak yang melek internet.
Chief Commercial Officer MNC Shop Jimmy Djunaidi menambahkan, pertumbuhan ecommerce masih potensial melihat jumlah pemainnya yang terus bertambah dari 23 menjadi 78. Dia pun sepakat bahwa potensi pertumbuhan ekonomi yang masih di atas 5% semakin membuat industri ritel domestik atraktif. Karena itu, sangat wajar jika pemain asing seperti ebay dan Alibaba sangat tertarik.
”Kita harus siap menjadi tuan rumah. Kami sudah masuk di 19 kota dan bisnis online dapat membantu transaksi dari barat ke timur Indonesia,” ujar Jimmy. Sementara, Senior VP Marketing Lazada Indonesia Andry Huzain mengatakan, hasil riset menunjukkan bahwa satu dari dua konsumen di Indonesia sudah terekspos dengan informasi melalui internet akan memiliki kecenderungan untuk mencoba berbelanja online.
”Itu berdasarkan TNS Online Shopper Study Indonesia Februari 2013,” ujarnya. Menurut Andry, Hari Belanja Online Nasional akan menjadi kesempatan besar bagi para pelaku e-commerce untuk mendewasakan ekosistem perdagangan online ini dengan menghadirkan pengalaman terbaik bagi para konsumen.
Tingkat kepercayaan, keamanan pembayaran, proses pengiriman dan kualitas barang yang diterima menurutnya merupakan empat faktor utama yang harus dijaga para pelaku e-commerce Indonesia untuk memastikan konsumen memperoleh pengalaman berbelanja yang menyenangkan.
”Kita harapannya kredibilitas penjualan online ini semakin kuat. Hal ini akan meningkatkan penjualan dan tentunya menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” imbuhnya.
Hafid fuad
Wakil Ketua Umum Asosiasi ECommerce Indonesia (ideA) Budi Gandasoebrata mengatakan, didukung perekonomian nasional yang masih bisa tumbuh di atas 5%, Indonesia memiliki modal besar dalam industri ritel online .
Pasalnya, hal itu memastikan daya beli masyarakat masih cukup tinggi. Prospektifnya, pasar ritel online nasional juga terlihat dari semakin aktifnya pemain asing semacam Alibaba atau ebay di dalam negeri. ”Saya yakin kita akan segera memiliki toko online yang berpengaruh secara regional. Investasi akan terus masuk ke industri ini, baik di online marketplace ataupun langsung ke UKM (usaha kecil menengah),” ujar Budi dalam jumpa pers ”Hari Belanja Online Nasional 2014” di Jakarta, kemarin.
Dia menilai, secara umum industri online lokal telah siap menghadapi era perdagangan bebas saat diterapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di pengujung 2015. Era ini menurutnya akan menjadi peluang baru, kendati selama ini industri tersebut tidak mengenal batas negara.
”Secara umum industri ini sudah siap menghadapi MEA. Transaksi semakin lancar dan dipercaya masyarakat. Dan saya tidak lagi khawatir dengan logistik yang bisa melayani pembelian dari ujung ke ujung,” ujarnya. Dari sisi produk yang ditawarkan, Indonesia juga tak kalah saing dengan negara-negara di satu kawasan. Produk yang ditawarkan di industri ini menurutnya semakin beragam, tidak lagi sekadar fashion atau pun elektronik.
Di sisi lain, produk- produk Indonesia juga tidak kalah bahkan lebih menarik dibanding produk dari Malaysia, Vietnam, dan Kamboja. Industri e-commerce Indonesia menurutnya diperkirakan tumbuh hingga USD25 miliar atau Rp300 triliun dalam dua tahun ke depan. Ini berbarengan dengan perkembangan masyarakat Indonesia yang sudah semakin banyak yang melek internet.
Chief Commercial Officer MNC Shop Jimmy Djunaidi menambahkan, pertumbuhan ecommerce masih potensial melihat jumlah pemainnya yang terus bertambah dari 23 menjadi 78. Dia pun sepakat bahwa potensi pertumbuhan ekonomi yang masih di atas 5% semakin membuat industri ritel domestik atraktif. Karena itu, sangat wajar jika pemain asing seperti ebay dan Alibaba sangat tertarik.
”Kita harus siap menjadi tuan rumah. Kami sudah masuk di 19 kota dan bisnis online dapat membantu transaksi dari barat ke timur Indonesia,” ujar Jimmy. Sementara, Senior VP Marketing Lazada Indonesia Andry Huzain mengatakan, hasil riset menunjukkan bahwa satu dari dua konsumen di Indonesia sudah terekspos dengan informasi melalui internet akan memiliki kecenderungan untuk mencoba berbelanja online.
”Itu berdasarkan TNS Online Shopper Study Indonesia Februari 2013,” ujarnya. Menurut Andry, Hari Belanja Online Nasional akan menjadi kesempatan besar bagi para pelaku e-commerce untuk mendewasakan ekosistem perdagangan online ini dengan menghadirkan pengalaman terbaik bagi para konsumen.
Tingkat kepercayaan, keamanan pembayaran, proses pengiriman dan kualitas barang yang diterima menurutnya merupakan empat faktor utama yang harus dijaga para pelaku e-commerce Indonesia untuk memastikan konsumen memperoleh pengalaman berbelanja yang menyenangkan.
”Kita harapannya kredibilitas penjualan online ini semakin kuat. Hal ini akan meningkatkan penjualan dan tentunya menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” imbuhnya.
Hafid fuad
(ars)