Harga Elpiji 3 Kg di Kendal Capai Rp20 Ribu
A
A
A
KENDAL - Harga elpiji 3 kilogram (Kg) di Kabupaten Kendal mencapai Rp20 ribu per tabung. Padahal, harga dari agen hanya Rp16.500 per tabung.
Tingginya harga elpiji 3 Kg tersebut sebagai dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Di tingkat pengecer harga elpiji melon ini memang bervariasi yakni mulai Rp19 ribu sampai Rp20 ribu.
Dari pantauan KORAN SINDO di SPBU 44 513 21 Gemuh, puluhan pengecer sedang menunggu kedatangan pengirim elpiji melon dari agen. Tiap harinya, pasokan elpiji melon sekitar 260 tabung, dengan harga Rp16.500 per tabung.
Para pengecer sudah berdatangan ke SPBU ini sejak pukul 13.00 WIB, padahal pengirim dari agen baru datang sekitar pukul 15.00 WIB. Untuk itu, mereka menuliskan nama sekaligus jumlah elpiji yang hendal dibeli pada sebuah kertas absen yang disediakan agen.
Salah seorang pengecer, M Mukhlisin,36, mengatakan, pasokan elpiji melon tidak ada masalah, tiap harinya 260 tabung. Namun, bagi pengecer biasanya paling banyak dapat membeli sekitar 5 sampai 10 tabung dari agen.
“Dapatnya tergantung, karena jumlah pengecer yang mengambil di agen sini tidak bisa dipastikan. Rata-rata dapatnya 5 sampai 10 tabung tiap harinya. Saya sendiri mengambilnya dua hari sekali,” kata warga Desa Puguh RT 1 RW 5, Kecamatan Pegandon, Jumat (12/12/2014).
Biasanya, dia menjual ke pelanggan dengan harga Rp19 ribu. Namun, diakuinya, di tingkat pengecer terjadi variasi harga penjualan. Hal itu dikarenakan beberapa faktor di antaranya adanya persaingan antar pengecer, dan jarak tempuh lokasi penjualan eceran dari pengambilan di agen.
“Jadi, ada yang menjualnya rendah supaya lebih laris, sehingga terjadi perbedaan harga. Selain itu, ada wilayah yang jauh dari agen, membuat pengecer menaikkan harga untuk ongkos pengambilan, malahan sampai Rp20 ribu. Kalau saya standar saja yakni Rp19 ribu,” lanjutnya.
Supervisor SPBU 44 513 21 Gemuh, Ahmad Syaifudin menyampaikan, pengecer yang menjadi langganan tetap di SPBU setempat hanya sekitar tiga orang, namun, tiap harinya ada sekitar 30 sampai 40 pengecer yang mengambil elpiji melon.
“Yang tetap hanya sedikit, yang lain datang tidak tentu. Kadang bisa dua atau bahkan seminggu sekali. Harga elpiji melon dari sini Rp16.500 per tabung, mulanya Rp16.000. Mulai naik beberapa pekan lalu,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi banyaknya pengecer, menurutnya, pasokan elpiji melon tersebut dibagi rata. Namun, khusus bagi pelanggan tetap diberikan berapapun jumlah yang ada dibeli.
“Kalau yang sudah langganan dan fokus mengambilnya di sini, kami persilakan mau mengambil berapapun. Sedangkan yang lain, biasanya 5 sampai 10 tabung,” tandasnya.
Tingginya harga elpiji 3 Kg tersebut sebagai dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Di tingkat pengecer harga elpiji melon ini memang bervariasi yakni mulai Rp19 ribu sampai Rp20 ribu.
Dari pantauan KORAN SINDO di SPBU 44 513 21 Gemuh, puluhan pengecer sedang menunggu kedatangan pengirim elpiji melon dari agen. Tiap harinya, pasokan elpiji melon sekitar 260 tabung, dengan harga Rp16.500 per tabung.
Para pengecer sudah berdatangan ke SPBU ini sejak pukul 13.00 WIB, padahal pengirim dari agen baru datang sekitar pukul 15.00 WIB. Untuk itu, mereka menuliskan nama sekaligus jumlah elpiji yang hendal dibeli pada sebuah kertas absen yang disediakan agen.
Salah seorang pengecer, M Mukhlisin,36, mengatakan, pasokan elpiji melon tidak ada masalah, tiap harinya 260 tabung. Namun, bagi pengecer biasanya paling banyak dapat membeli sekitar 5 sampai 10 tabung dari agen.
“Dapatnya tergantung, karena jumlah pengecer yang mengambil di agen sini tidak bisa dipastikan. Rata-rata dapatnya 5 sampai 10 tabung tiap harinya. Saya sendiri mengambilnya dua hari sekali,” kata warga Desa Puguh RT 1 RW 5, Kecamatan Pegandon, Jumat (12/12/2014).
Biasanya, dia menjual ke pelanggan dengan harga Rp19 ribu. Namun, diakuinya, di tingkat pengecer terjadi variasi harga penjualan. Hal itu dikarenakan beberapa faktor di antaranya adanya persaingan antar pengecer, dan jarak tempuh lokasi penjualan eceran dari pengambilan di agen.
“Jadi, ada yang menjualnya rendah supaya lebih laris, sehingga terjadi perbedaan harga. Selain itu, ada wilayah yang jauh dari agen, membuat pengecer menaikkan harga untuk ongkos pengambilan, malahan sampai Rp20 ribu. Kalau saya standar saja yakni Rp19 ribu,” lanjutnya.
Supervisor SPBU 44 513 21 Gemuh, Ahmad Syaifudin menyampaikan, pengecer yang menjadi langganan tetap di SPBU setempat hanya sekitar tiga orang, namun, tiap harinya ada sekitar 30 sampai 40 pengecer yang mengambil elpiji melon.
“Yang tetap hanya sedikit, yang lain datang tidak tentu. Kadang bisa dua atau bahkan seminggu sekali. Harga elpiji melon dari sini Rp16.500 per tabung, mulanya Rp16.000. Mulai naik beberapa pekan lalu,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi banyaknya pengecer, menurutnya, pasokan elpiji melon tersebut dibagi rata. Namun, khusus bagi pelanggan tetap diberikan berapapun jumlah yang ada dibeli.
“Kalau yang sudah langganan dan fokus mengambilnya di sini, kami persilakan mau mengambil berapapun. Sedangkan yang lain, biasanya 5 sampai 10 tabung,” tandasnya.
(gpr)