IHSG Simpan Potensi Lanjutkan Koreksi
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini pertama pekan ini diperkirakan menyimpan potensi melanjutkan koreksi seiring masih adanya peluang aksi ambil untung (profit taking).
Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, IHSG akan membentuk pola three white soldier bertahan di area middle bollinger band (MBB). MACD masih bergerak datar tipis mencoba bertahan dari death gross dengan histogram positif yang lebih pendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R kembali mencoba berbalik naik.
Laju IHSG akhir pekan lalu sempat melampaui target resisten 5.162-5.172 meski tidak bertahan lama dan mampu terjaga di atas target support 5.135-5.142.
Menurut dia, laju IHSG tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, di mana terlihat masih berupaya bergerak naik namun, tertahan dengan adanya aksi jual. Meski berpeluang melanjutkan kenaikan, namun tidak didukung olah sentimen yang ada dimana rupiah terdepresiasi dan pelemahan bursa saham global.
"Untuk itu, perlu juga waspada akan terjadinya pelemahan lanjutan seiring masih adanya potensi profit taking," kata dia, Senin (15/12/2014).
Dia memperkirakan, IHSG akan berada pada rentang support 5.138-5.152 dan resisten 5.172-5.183.
Sementara akahir pekan lalu, positifnya laju bursa saham AS mampu memberikan imbas positf bagi laju bursa saham Asia, tak terkecuali IHSG yang mampu kembali berada di zona positif.
"Penguatan beberapa saham-saham otomotif cukup mampu mempertahankan IHSG di zona hijau yang dbarengi dengan penguatan pada saham-saham manufaktur," katanya.
Di awal perdagangan pekan lalu, laju IHSG masih terlihat menguat meski sempat melemah jelang akhir sesi I. Di sesi kedua, laju IHSG mendapat dorongan beli hingga mendekati level 5.170.
Akan tetapi, seperti biasa, setiap kali ada kenaikan selalu dimanfaatkan pelaku pasar untuk ambil untung dan membuat IIHSG kembali akan bergerak turun. Laju IHSG pasca menyentuh level tertingginya di 5.170 terlihat kurang dapat bertahan hingga kembali terperosok.
Namun demikian, penurunan yang terjadi masih dapat berakhir lebih tinggi dari sebelumnya. Adapun transaksi asing tercatat nett buy dari net sell Rp512,11 miliar menjadi net buy Rp42,38 miliar.
Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, IHSG akan membentuk pola three white soldier bertahan di area middle bollinger band (MBB). MACD masih bergerak datar tipis mencoba bertahan dari death gross dengan histogram positif yang lebih pendek. RSI, Stochastic, dan William’s %R kembali mencoba berbalik naik.
Laju IHSG akhir pekan lalu sempat melampaui target resisten 5.162-5.172 meski tidak bertahan lama dan mampu terjaga di atas target support 5.135-5.142.
Menurut dia, laju IHSG tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, di mana terlihat masih berupaya bergerak naik namun, tertahan dengan adanya aksi jual. Meski berpeluang melanjutkan kenaikan, namun tidak didukung olah sentimen yang ada dimana rupiah terdepresiasi dan pelemahan bursa saham global.
"Untuk itu, perlu juga waspada akan terjadinya pelemahan lanjutan seiring masih adanya potensi profit taking," kata dia, Senin (15/12/2014).
Dia memperkirakan, IHSG akan berada pada rentang support 5.138-5.152 dan resisten 5.172-5.183.
Sementara akahir pekan lalu, positifnya laju bursa saham AS mampu memberikan imbas positf bagi laju bursa saham Asia, tak terkecuali IHSG yang mampu kembali berada di zona positif.
"Penguatan beberapa saham-saham otomotif cukup mampu mempertahankan IHSG di zona hijau yang dbarengi dengan penguatan pada saham-saham manufaktur," katanya.
Di awal perdagangan pekan lalu, laju IHSG masih terlihat menguat meski sempat melemah jelang akhir sesi I. Di sesi kedua, laju IHSG mendapat dorongan beli hingga mendekati level 5.170.
Akan tetapi, seperti biasa, setiap kali ada kenaikan selalu dimanfaatkan pelaku pasar untuk ambil untung dan membuat IIHSG kembali akan bergerak turun. Laju IHSG pasca menyentuh level tertingginya di 5.170 terlihat kurang dapat bertahan hingga kembali terperosok.
Namun demikian, penurunan yang terjadi masih dapat berakhir lebih tinggi dari sebelumnya. Adapun transaksi asing tercatat nett buy dari net sell Rp512,11 miliar menjadi net buy Rp42,38 miliar.
(rna)