TBIG Terbitkan Saham Baru Rp3,95 T

Selasa, 23 Desember 2014 - 12:25 WIB
TBIG Terbitkan Saham Baru Rp3,95 T
TBIG Terbitkan Saham Baru Rp3,95 T
A A A
JAKARTA - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berencana menerbitkan penawaran umum terbatas (PUT) tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau private placement sebesar Rp3,95 triliun.

Direktur Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengatakan aksi korporasi ini merupakan salah satu langkah perseroan sebagai upaya penukaran saham (share swap ) ke PT Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk (TLKM) melalui anak usahanya yaitu PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).

”Hal ini sudah disetujui pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang beragendakan persetujuan atas rencana pengeluaran saham baru, pengalihan sebagian saham treasury dan perubahan anggaran dasar,” kata Helmy dalam paparan publik perseroan di Jakarta kemarin.

Pada tahap pertama, emiten menara telekomunikasi tersebut akan mengambil 49% saham Mitratel, dan TLKM akan menyerap 5,7% saham TBIG. Penyerapan saham TBIG oleh TLKM dilakukan dengan skema private placement . ”Harga private placement sekitar Rp8.253 per saham, saham yang diterbitkan 479 juta saham baru atau setara 10% modal ditempatkan atau disetor,” ujarnya.

Dengan demikian, lanjut Helmy, private placement TBIG bernilai Rp3,95 triliun. Sebelumnya target proses tukar saham tahap satu ini dapat rampung sebelum 2014 berakhir. Namun, aksi ini ternyata baru bisa terlaksana di kuartal pertama 2015. ”Untuk penerbitan saham baru, harus memenuhi persyaratan.

Penerbitan setelah TBIG, TLKM, dan Mitratel telah menyelesaikan persyaratan tersebut. Ini juga termasuk (izin) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” jelasnya. Setelah pertukaran saham tahap pertama tersebut, TBIG akan memegang kendali manajemen dan mengonsolidasikan Mitratel dalam laporan keuangan.

Lalu, TBIG akan membayar maksimum Rp1,74 triliun apabila Mitratel dapat mencapai target tertentu yang telah disetujui. Salah satu yang tercantum dalam perjanjian tersebut adalah rasio kolokasi. Untuk diketahui, rasio tenansi Mitratel hanya 1,2x, sedangkan rasio tenansi TBIG 1,7x.

Perseroan menyadari bahwa setelah akuisisi ini, rasio kolokasi konsolidasian TBIG akan menurun sementara. Meski demikian, TBIG akan menggenjot rasio kolokasi tersebut. Caranya adalah dengan langsung menawarkan kepada para operator untuk menggunakan menara Mitratel.

Apabila target yang dijanjikan terpenuhi, TLKM memiliki opsi untuk melakukan penukaran saham lagi dengan Mitratel dalam dua tahun mendatang. Sehingga totalnya, TLKM dapat memegang 13,7% TBIG. Caranya, TLKM akan menyerap sisa 4,3% private placement TBIG dan 3,7% lagi akan dilakukan dengan opsi lain. Kemudian, TBIG akan mencaplok sisa 51% Mitratel.

Kemudian, TBIG akan menguasai 100% Mitratel. Presiden Direktur Tower Bersama Infrastructure Herman Setya Budi menambahkan, untuk tahun depan perseroan akan lebih fokus pada penambahan menara secara organik atau membangun BTS.

Untuk target penambahan menara, kata dia, diperkirakan jumlahnya sama seperti tahun ini. ”Tahun depan kami akan membangun 3.000 menara sama seperti tahun ini. Untuk akuisisi kami masih akan melihat kemungkinan penawaran dari perusahaan lainnya,” imbuhnya.

Heru febrianto
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5494 seconds (0.1#10.140)