SSMS Tahun Depan Siapkan Capex Rp375 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD30 juta atau setara Rp375 miliar (kurs Rp12.500/USD) pada tahun depan.
Presiden Direktur SSMS Rimbun Situmorang mengatakan, capex tersebut akan digunakan untuk penanaman baru di 5.000 hektare (ha) setiap tahun, dengan perkiraan total biaya tanam selama tiga tahun USD6.000/ha.
"Tentunya di tahun pertama kita hanya mengeluarkan sekitar 50% dari total biaya tanam, sehingga kita hanya mengeluarkan USD30 juta," kata Rimbun dalam rilisnya, Jumat (26/12/2014).
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk pengembangan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mill, perseroan masih memiliki kapasitas, sehingga di tahun depan tidak ada rencana capex untuk pembangunan pabrik baru.
"Kami yakin laba perusahaan masih akan meningkat tahun depan karena age profile yang masih muda," paparnya.
Hal tersebut juga didukung adanya konsolidasi dengan PT Tanjung Sawit Abadi (TSA) dan PT Sawit Multi Utama (SMU), maka age profile yang masih muda menjadi 6,5 tahunan.
"Hal ini memberikan prospek untuk dapat tumbuh secara organik dan produksinya juga akan naik. Dengan catatan kita bisa menjaga biaya produksi, tentutnya laba kita akan tetap meningkat," pungkasnya.
Presiden Direktur SSMS Rimbun Situmorang mengatakan, capex tersebut akan digunakan untuk penanaman baru di 5.000 hektare (ha) setiap tahun, dengan perkiraan total biaya tanam selama tiga tahun USD6.000/ha.
"Tentunya di tahun pertama kita hanya mengeluarkan sekitar 50% dari total biaya tanam, sehingga kita hanya mengeluarkan USD30 juta," kata Rimbun dalam rilisnya, Jumat (26/12/2014).
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk pengembangan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mill, perseroan masih memiliki kapasitas, sehingga di tahun depan tidak ada rencana capex untuk pembangunan pabrik baru.
"Kami yakin laba perusahaan masih akan meningkat tahun depan karena age profile yang masih muda," paparnya.
Hal tersebut juga didukung adanya konsolidasi dengan PT Tanjung Sawit Abadi (TSA) dan PT Sawit Multi Utama (SMU), maka age profile yang masih muda menjadi 6,5 tahunan.
"Hal ini memberikan prospek untuk dapat tumbuh secara organik dan produksinya juga akan naik. Dengan catatan kita bisa menjaga biaya produksi, tentutnya laba kita akan tetap meningkat," pungkasnya.
(rna)