Target Produksi Minyak Dievaluasi
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah akan mengevaluasi kembali proyeksi produksi minyak tahun depan. Hal tersebut berkaitan dengan terus molornya proyek Blok Cepu, Jawa Timur.
Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas (Migas) Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Tjahjono Adi menuturkan, produksi minyak dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2015 ditetapkan sebesar 900.000 barel per hari (bph). Lifting minyak pada APBN 2015 kemungkinan diturunkan menjadi hanya 849.000 bph sesuai hasil rapat kerja kabinet pada Rabu (24/12).
Penurunan lifting itu akan dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015. “Kami dulu usulkan 845.000 bph karena andalannya Blok Cepu. Tapi, ternyata proyek Cepu baru akan produksi akhir 2015. Atas dasar itu baru kita akan bahas bisa enggak diturunkan,” kata dia, di Jakarta, kemarin.
Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Gde Pradnyana menyebutkan, produksi minyak saat ini mencapai ratarata 790.000 bph. Produksi minyak tersebut tidak mencapai target sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 yaitu sebesar 818.000 bph.
Tidak tercapainya target produksi dikarenakan penghentian tidak direncanakan (unplaned shutdown) yang terjadi di Total E&P Indonesie, Chevron Pacific Indonesia, Pertamina EP, COPI Grissik, PHE ONWJ, EMP Malacca Strait, Primier, dan KEI. Sebelumnya, produksi minyak dan kondensat sepanjang Oktober 2014 hanya 777.013 bph.
Padahal, target yang tercantum dalam rencana kerja dan anggaran (work program and budgeting /WP&B) 2014 mencapai 803.827 bph. Sementara, produksi gas bumi sepanjang Oktober ini juga masih di bawah target WP&B 2014 yakni hanya sekitar 7.632 juta kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day /mmscfd ) dari seharusnya 8.303 mmscfd.
Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi saat ditemui di Kementerian ESDM seusai rapat dengan Tim Reformasi Tata Kelola Migas belum lama ini mengatakan, SKK Migas akan mendorong kegiatan eksplorasi dari perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Hal penting yang harus dilakukan ke depannya, bagaimana caranya Indonesia mendapatkan cadangan discovery baru.
Ke depan SKK Migas harus banyak mendorong eksplorasi untuk meningkatkan produksi minyak. Perusahaan harus melakukan eksplorasi seperti yang dijanjikan. “Intinya, semua akan didorong untuk lebih rajin lakukan eksplorasi. Kalau enggak punya uang berhenti saja,” katanya.
Pelaksana Tugas Direktur Jendral Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin berharap, ada transparansi dari SKK Migas terkait produksi migas. Pasalnya, selama ini SKK Migas selalu lamban dalam merealisasi produksi minyak.
“Kami minta adanya transparansi dari SKK Migas. Tim ke depan minta transparansi. Kenyataannya selama ini lambat, kami minta cepat. Lihat saja Indonesia Deepwater Development (IDD), Masela itu lambat kan ,” tutup Naryanto yang juga sebagai anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas.
Cadangan Meningkat 1,9%
Di bagian lain, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi menuturkan, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, cadangan minyak bumi Indonesia meningkat 1,9% atau sekitar 143 juta barel akibat adanya penemuan cadangan baru. Adapun, total cadangan terbukti sebesar 3,7 miliar barel.
Dia menyebutkan, cadangan produksi minyak bumi pada 2013 sebesar 300 juta barel. Jika diasumsikan produksi relatif konstan, maka jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan Indonesia hingga sekitar 12 tahun ke depan. Sedangkan cadangan gas bumi nasional, turun sekitar 0,2% atau sebesar 0,31 triliun standar cubic feet (TSCF) pada 2013 akibat laju produksi per tahun tidak dapat diimbangi oleh penemuan cadangan baru sehingga total cadangan terbukti sebesar 101 TSCF.
“Pada 2013, produksi gas bumi sebesar 2,97 TSCF, jika diasumsikan produksi relatif konstan, dapat memenuhi kebutuhan Indonesia hingga sekitar 34 tahun ke depan,” imbuh dia. Menurut Rinaldy, cadangan terbukti adalah minyak dan gas bumi yang diperkirakan dapat diproduksidari suatureservoir yang ukurannya sudah ditentukan dan meyakinkan.
Sedangkan cadang an potensial, adalah minyak dan gas bumi yang diperkirakan terdapat dalam suatu reservoir. Diperkirakan, cadangan minyak bumi untuk dunia meningkat terkait dengan adanya tambahan cadangan dari light tight oil dan penemuan teknologi baru yang memungkinkan kegiatan eksplorasi dapat dilakukan dengan lebih baik. Permintaan gas bumi naik dari 3,4 trillion cubic meter (TCM) menjadi 5 TCM selama periode tahun 2011-2035.
Nanang wijayanto
Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas (Migas) Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Tjahjono Adi menuturkan, produksi minyak dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2015 ditetapkan sebesar 900.000 barel per hari (bph). Lifting minyak pada APBN 2015 kemungkinan diturunkan menjadi hanya 849.000 bph sesuai hasil rapat kerja kabinet pada Rabu (24/12).
Penurunan lifting itu akan dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015. “Kami dulu usulkan 845.000 bph karena andalannya Blok Cepu. Tapi, ternyata proyek Cepu baru akan produksi akhir 2015. Atas dasar itu baru kita akan bahas bisa enggak diturunkan,” kata dia, di Jakarta, kemarin.
Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Gde Pradnyana menyebutkan, produksi minyak saat ini mencapai ratarata 790.000 bph. Produksi minyak tersebut tidak mencapai target sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 yaitu sebesar 818.000 bph.
Tidak tercapainya target produksi dikarenakan penghentian tidak direncanakan (unplaned shutdown) yang terjadi di Total E&P Indonesie, Chevron Pacific Indonesia, Pertamina EP, COPI Grissik, PHE ONWJ, EMP Malacca Strait, Primier, dan KEI. Sebelumnya, produksi minyak dan kondensat sepanjang Oktober 2014 hanya 777.013 bph.
Padahal, target yang tercantum dalam rencana kerja dan anggaran (work program and budgeting /WP&B) 2014 mencapai 803.827 bph. Sementara, produksi gas bumi sepanjang Oktober ini juga masih di bawah target WP&B 2014 yakni hanya sekitar 7.632 juta kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day /mmscfd ) dari seharusnya 8.303 mmscfd.
Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi saat ditemui di Kementerian ESDM seusai rapat dengan Tim Reformasi Tata Kelola Migas belum lama ini mengatakan, SKK Migas akan mendorong kegiatan eksplorasi dari perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Hal penting yang harus dilakukan ke depannya, bagaimana caranya Indonesia mendapatkan cadangan discovery baru.
Ke depan SKK Migas harus banyak mendorong eksplorasi untuk meningkatkan produksi minyak. Perusahaan harus melakukan eksplorasi seperti yang dijanjikan. “Intinya, semua akan didorong untuk lebih rajin lakukan eksplorasi. Kalau enggak punya uang berhenti saja,” katanya.
Pelaksana Tugas Direktur Jendral Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin berharap, ada transparansi dari SKK Migas terkait produksi migas. Pasalnya, selama ini SKK Migas selalu lamban dalam merealisasi produksi minyak.
“Kami minta adanya transparansi dari SKK Migas. Tim ke depan minta transparansi. Kenyataannya selama ini lambat, kami minta cepat. Lihat saja Indonesia Deepwater Development (IDD), Masela itu lambat kan ,” tutup Naryanto yang juga sebagai anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas.
Cadangan Meningkat 1,9%
Di bagian lain, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi menuturkan, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, cadangan minyak bumi Indonesia meningkat 1,9% atau sekitar 143 juta barel akibat adanya penemuan cadangan baru. Adapun, total cadangan terbukti sebesar 3,7 miliar barel.
Dia menyebutkan, cadangan produksi minyak bumi pada 2013 sebesar 300 juta barel. Jika diasumsikan produksi relatif konstan, maka jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan Indonesia hingga sekitar 12 tahun ke depan. Sedangkan cadangan gas bumi nasional, turun sekitar 0,2% atau sebesar 0,31 triliun standar cubic feet (TSCF) pada 2013 akibat laju produksi per tahun tidak dapat diimbangi oleh penemuan cadangan baru sehingga total cadangan terbukti sebesar 101 TSCF.
“Pada 2013, produksi gas bumi sebesar 2,97 TSCF, jika diasumsikan produksi relatif konstan, dapat memenuhi kebutuhan Indonesia hingga sekitar 34 tahun ke depan,” imbuh dia. Menurut Rinaldy, cadangan terbukti adalah minyak dan gas bumi yang diperkirakan dapat diproduksidari suatureservoir yang ukurannya sudah ditentukan dan meyakinkan.
Sedangkan cadang an potensial, adalah minyak dan gas bumi yang diperkirakan terdapat dalam suatu reservoir. Diperkirakan, cadangan minyak bumi untuk dunia meningkat terkait dengan adanya tambahan cadangan dari light tight oil dan penemuan teknologi baru yang memungkinkan kegiatan eksplorasi dapat dilakukan dengan lebih baik. Permintaan gas bumi naik dari 3,4 trillion cubic meter (TCM) menjadi 5 TCM selama periode tahun 2011-2035.
Nanang wijayanto
(bbg)