Lifting Minyak Tahun Ini Tak Capai Target

Selasa, 30 Desember 2014 - 18:06 WIB
Lifting Minyak Tahun...
Lifting Minyak Tahun Ini Tak Capai Target
A A A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan produksi siap jual (lifting) minyak masih di luar target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014.

Kepala Bagian Humas SKK Migas, Rudianto Rimbono mengatakan, lifting minyak dalam rata-rata harian hanya sebesar 794.000 barel per hari (bph) atau terealisasi sebesar 97%. Hal itu tidak sesuai dengan apa yang telah ditargetkan dalam APBN-P 2014 sebesar 818.000 bph.

"Awal tahun memang agak parah karena operator tidak bisa melakukan kegiatan rutin. Bahkan di onshore juga ada masalah sehingga memberikan impact terhadap lifting minyak," katanya, di Jakarta, Selasa (30/12/2014).

Menurut Rudi, pihaknya menyadari banyak kendala baik internal maupun eksternal yang dialami oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS). Sehingga target lifting yang ditetapkan dalam APBN-P tidak sesuai target.

Dia menyebutkan, hingga pertengahan tahun masih banyak gangguan yang menimpa KKKS. Hal tersebut pun tentu berpengaruh terhadap pencapaian target.

"Seperti gangguan akibat sumur tua dan gangguan lainnya. Akibatnya tidak sesuai target," ungkapnya.

Rudi merinci, selama 2014 Indonesia kehilangan potensi produksi minyak sebanyak 27.200 bph. Tak tercapainya produksi terbesar berasal dari adanya gangguan fasilitas produksi, dan masalah non teknis yang diprediksi mencapai 11.400 bph.

"Kendalanya ada gangguan sumur fasilitas produksi. Unplaned shut down mencapai 2.500 kejadian dan high inventory di Bontang," ungkap Rudi.

Gangguan besar lainnya, lanjut dia, berasal dari mundurnya pengoperasian proyek. Berdasarkan rincian SKK Migas sedikitnya terdapat enam proyek, yaitu Banyu Urip, Bukit Tua Kerendan, Ridho, Bayan dan Sampoerna mundur sehingga potensi produksi minyak berkurang 7.400 bph.

Di sisi lain, masalah operasional juga dituding menjadi penyebab hilangnya produksi minyak sekitar 8.400 bph. Meliputi hasil pemboran tidak sesuai target, kendala teknis operasional produksi, keterlambatan penyelesaian fasilitas hingga minimnya peralatan produksi.

"Kendala perizinan dan gangguan keamanan seperti pencurian juga menjadi penyebab. Akibatnya Indonesia kehilangan potensi produksi minyak 8.400 bph," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0680 seconds (0.1#10.140)